• Jl.Medan Merdeka Barat No.8 Jakarta Pusat 10110 - Indonesia

REAKTIVASI JALUR KERETA API SITUS WARISAN DUNIA UNESCO DI SUMATERA BARAT

Dokumentasi Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat

 

Siapa yang tahu di mana Pemerintah Hindia Belanda membangun Stasiun pertamanya di Ranah Minang? Ya, betul. Stasiun Pulau Air atau orang Minang menyebutnya dengan Stasiun Pulau Aie. Stasiun yang menghubungkan Padang dengan Sawahlunto ini terakhir dioperasikan di tahun 1977 oleh PT KAI (Persero) Divre II Sumbar.

Setelah 44 Tahun mati suri, Kementerian Perhubungan melalui Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat kembali mengaktifkan Stasiun Pulau Aie dan telah beroperasi sejak 10 Februari 2021. Kondisi stasiun yang masih terjaga keasliannya dan letaknya yang strategis menjadikan Stasiun Pulau Aie memiliki nilai sejarah yang tinggi, dan terdaftar sebagai salah satu situs warisan budaya dunia yang ditetapkan oleh UNESCO.

Foto Stasiun Pulau Aie Tempo Dulu. Sumber dari KITLV

Mengulik dari sejarahnya, Stasiun Pulau Aie dibangun pada masa Hindia Belanda oleh sebuah perusahaan yang bernama Staatsspoorwegen Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS) yang bertujuan untuk mengangkut hasil tambang batu-bara yang berada di Sawahlunto pada tahun 1868. Pembangunan dimulai dari Teluk Bayur ke Sawahlunto, kemudian Pulau Aie ke Padang Panjang sepanjang 71 km, berlanjut ke Bukittinggi dengan panjang 90 km. Jalur kereta api tersebut diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1892 bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Teluk Bayur (Emmahaven) dan peresmian konektivitas kereta api dari Padang hingga Muaro Kalaban.

Foto Stasiun Pulau Aie Tempo Dulu. Sumber dari KITLV

 

Sementara dalam proyek reaktivasi, Kementerian Perhubungan melalui Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat telah merevitalisasi jalur kereta api sepanjang 2,7 Kmsp dari Stasiun Padang ke Stasiun Pulau Aie. Lingkup kegiatan revitalisasi ini antara lain adalah penggantian rel 33 dengan rel 54 dan sterilisasi jalur KA di Km 0+000 s/d 2+950 km termasuk spoor satu di emplasement Stasiun Padang, serta peningkatan jembatan BH 36 Km 1+793 bentang 15 M antara Stasiun Padang - Stasiun Pulau Aie. Dari sisi fasilitas penumpang, reaktivasi dilakukan dengan pemugaran Stasiun Pulau Aie, serta pembangunan Stasiun Tarandam dan fasilitas pendukungnya.

Setelah beroperasi, kini antusiasme masyarakat Sumatera Barat untuk menggunakan kereta api sebagai transportasi sehari-hari pun sangat besar. Saat ini jalur tersebut dilayani oleh Kereta Api Minangkabau Ekspres dengan tarif cukup murah Rp 10 ribu jika tujuan akhir adalah BIM dan Rp 5 ribu untuk tujuan akhir stasiun sebelum BIM.

Kementerian Perhubungan sendiri berharap dengan beroperasinya Kereta Api Minangkabau Ekspres hingga Stasiun Pulau Aie, akan meningkatkan aksesibilitas masyarakat Sumatera Barat dan para wisatawan. Sehingga akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat di wilayah Sumatera Barat.

Share to:

Berita Terkait:

F