BTP SEMARANG SIAGA PASTIKAN KELANCARAN PERGERAKAN PENGGUNA JASA KA DI WILAYAH JATENG DIY PADA ANGKUTAN NATARU 2023/2024

Semarang (19/12) Posko Terpadu Pengawasan Penyelenggaraan Angkutan Natal dan Tahun Baru resmi dibuka Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, pada Selasa, 19 Desember 2023. Pembukaan posko dilaksanakan secara hybrid, diikuti oleh unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dan lintas sektor antara lain: Kepolisian, TNI, Badan SAR Nasional, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jasa Marga, ASDP, dan instansi terkait lainnya. Posko Terpadu Kementerian Perhubungan dilaksanakan mulai 19 Desember 2023 sampai dengan 3 Januari 2024 (16 hari).

Pelaksanaan posko ditujukan untuk pemantauan dan pengendalian transportasi dan pergerakan masyarakat, serta meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan agar Angkutan Nataru berjalan dengan selamat, aman, nyaman.

Mobilitas masyarakat periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 diperkirakan mencapai puncak keberangkatan pada 22-23 Desember 2023, dan puncak arus balik Natal 26-27 Desember 2023, kemudian puncak arus mudik Tahun Baru pada 29-30 Desember 2023 dan puncak arus balik pada 1-2 Januari 2024.

Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi, Kemenhub pada masa Angkutan Nataru kali ini potensi pergerakan masyarakat diprediksi mencapai 107,63 juta orang, meningkat signifikan hampir tiga kali lipat dari Angkutan Nataru tahun 2022. Khusus pergerakan masyarakat dengan moda kereta api tercatat mencapai 13,16% (14,79 juta orang) di wilayah Jawa dan Sumatera.

“Guna mendukung pemantauan Posko Terpadu Nasional, Balai Teknik Perkeretaapian dan Balai Pengelola Kereta Api di lingkungan Ditjen Perkeretaapian juga melaksanakan pemantauan di wilayah kerja masing-masing,” demikian disampaikan Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang, Muttaqin. Selama masa pemantauan, personil BTP Semarang dan operator siaga 24 jam. 

“Petugas kami tersebar di Posko Kantor Balai Semarang, sub posko dan lapangan, sub pusat pengendali perjalanan KA (pusdalopka ), serta sub posko  di 11 stasiun (St. Semarang Tawang, St Semarang Poncol, St Pekalongan, St Tegal, St Purwosari, St Solo Balapan, St Yogyakarta, St Lempuyangan, St. KA Bandara YIA, St. Purwokerto dan St. Kroya).

“Rekan-rekan ini baik dari Kantor Balai, Satuan Pelayanan yang akan secara berkala memutakhirkan data dan informasi di lapangan. Nataru kali ini, untuk pengolahan data kami memanfaatkan digitalisasi melalui Sistem Informasi Lalu Lintas (SINTA) BTP Semarang. Data dan informasi tersebut disajikan dalam bentuk laporan dalam 2 shift per hari”, urai Muttaqin.

“Upaya konkrit lainnya, kami koordinasi intensif dengan operator memantau data naik turun penumpang, mengawasi pelayanan di stasiun, memonitor kondisi perjalanan KA, memantau daerah rawan. Kami berupaya angkutan Nataru ini dikelola dengan baik, apalagi Jawa Tengah dan DIY ini menjadi salah satu simpul kepadatan keberangkatan dan kedatangan pengguna jasa KA. Kami upayakan masyarakat bisa bermobilitas, berlibur, berwisata di masa Nataru ini dengan nyaman dan selamat,” sambungnya.

PRA NATARU

Selain pelaksanaan Posko Pengawasan, pada pra Angkutan Nataru BTP Semarang juga telah melaksanakan sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang seiring dengan meningkatnya perjalanan KA di masa Nataru. Masyarakat diimbau ekstra berhati – hati ketika melintasi perlintasan sebidang terutama di perlintasan sebidang yang tidak dijaga. Pemahaman juga diberikan kepada petugas JPL mengenai SOP keselamatan di perlintasan sebidang.

Guna mengurangi terjadinya resiko gangguan perjalanan kereta api dilaksanakan Inspeksi Keselamatan pada jalur dan bangunan perkeretaapian, fasilitas operasi perkeretaapian dan SDM perkeretaapian. Inspeksi dilaksanakan di seluruh wilayah kerja BTP Semarang dan Daerah Operasi.

Adapun tindak lanjut dari inspeksi adalah pemantauan berkala di daerah rawan dan penyediaan Alat Material Untuk Siaga (AMUS: Rel bekas, ballast, bantalan beton bekas, chainsaw, perancah, sarana penolong dll) di sekitar lokasi rawan maupun emplasemen stasiun. Untuk mengantisipasi potensi banjir akibat curah hujan tinggi, khususnya di stasiun Semarang total disiapkan 13 pompa air portabel.

Selama November 2023, BTP Kelas I Semarang juga intensif melaksanakan Rampcheck Sarana dan Rampcheck Standar Pelayanan Minimum (SPM). Rampcheck Sarana memastikan kesiapan dan kelaikoperasian lokomotif, kereta, KRL, dan KRD. Tercatat sudah diperiksa 49 lokomotif, 567 kereta, 49 KRD dan 36 KRL di wilayah Jateng DIY. Untuk pemeriksaan Standar Pelayanan Minimum dilakukan pada 46 rangkaian KA dan 20 stasiun memastikan aspek kenyamanan, keandalan, keamanan, keselamatan, kesetaraan dan kemudahan dipenuhi operator dan dirasakan langsung masyarakat.

Salah satu pemenuhan SPM ini diimplementasikan dengan dioperasikannya hall timur stasiun Yogyakarta untuk mengakomodir flow pengguna KRL Yogya-Solo-Palur yang meningkat okupansinya di musim liburan. Pengoperasian 15 gate di hall timur ini akan menjadi mengurai kepadatan penumpang KRL dan penumpang lain yang menunggu keberangkatan KA di Stasiun Yogyakarta.

“Tahun sebelumnya puncak kepadatan pengguna KRL tembus 23 ribu penumpang saat long weekend Nataru, ada potensi tahun ini okupansinya bertambah lagi, perkiraan operator okupansi KRL Yogya-Solo-Palur long weekend ini bisa sampai 30 ribu”, ungkap Muttaqin. “Balai, Satuan Pelayanan setempat bersama operator bersinergi mengelola situasi dan kondisi ini agar kemudahan, kelancaran bermobilitas memberi nilai  tambah untuk masyarakat. Sesuai tagline Transportasi Aman, Liburan Nyaman”, pungkasnya. (humasbtpsemarang)

Share to:

Berita Terkait: