DUKUNG KEANDALAN SARANA KRL, BTP SEMARANG RAMPUNGKAN PEMBANGUNAN DEPO KRL JEBRES

Surakarta (9/3) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang (BTP Semarang), Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sukses rampungkan pembangunan Depo Perawatan KRL. Depo yang berlokasi di Jebres, Surakarta ini memiliki luas hampir 8500 m2 (8149,85). Sebagai angkutan massal unggulan di wilayah Jawa Tengah dan DIY, sarana KRL tentu membutuhkan dukungan fasilitas perawatan untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan minim gangguan. 

Putu Sumarjaya, Kepala BTP Semarang, menyampaikan bahwa pembangunan Depo KRL Jebres ini merupakan salah satu lingkup pekerjaan elektrifikasi Solo Balapan – Solo Jebres – Palur (2020-2022). “Elektrifikasi Solo Balapan – Solo Jebres – Palur ini lanjutan dari elektrifikasi Yogyakarta – Solo Balapan (2019-2021), Maret 2021 konektivitas angkutan KA perkotaan ini diresmikan Bapak Presiden RI. Animo masyarakat Yogya dan Surakarta sangat bagus, waktu ada aturan pembatasan perjalanan, konektivitas ini bisa mengangkut 1,7 juta penumpang. 

“2022 pandemi mulai landai, produksi penumpangnya naik signifikan hampir 4,4 juta penumpang. Awal operasi 2021 sampai akhir Februari 2023 total angkutan penumpangnya 6,9 juta”, sebut Putu. “Rata-rata harian load factor KRL mendekati 68%, 12 ribuan orang/hari. Angkutan Lebaran kemarin load factor puncaknya 109%, 26 ribu penumpang sehari. Load factor puncak Nataru 97,7%, 24 ribu penumpang, sudah perpanjangan pelayanan sampai Palur”, lanjutnya.

Putu menambahkan bahwa seiring dengan bertambahnya frekuensi operasi, sarana KRL mutlak dijaga keandalannya, hal ini ditempuh dengan membangun depo perawatan yang mumpuni untuk kegiatan perawatan. “2 tahun terakhir stabling dan perawatan KRL dilakukan di area Stasiun Solo Balapan dan Stasiun Klaten, setelah Depo resmi beroperasi perawatan harian, bulanan, tahunan sampai pencucian sarana KRL bisa dilakukan disini. Harapannya dengan kapasitas angkut yang bertambah, masyarakat tetap bisa nyaman, selamat memanfaatkan moda KRL dengan tarif yang terjangkau”, sambungnya.

Lebih lanjut PPK Kegiatan Pengembangan 3, Albertus Dito, menguraikan bahwa pembanguan Depo KRL ini paralel dengan pekerjaan Gardu dan Listrik Aliran Atas (LAA) Solo Balapan-Solo Jebres serta penataan track layout Solo Jebres, total investasi senilai Rp 349.500.000.000,00 yang bersumber dari SBSN (Surat Berharga Syariah Negara). “Akhir 2020 kami mulai pembangunan, selesai di Desember 2022. Jalur, bangunan depo, LAA, persinyalan semuanya sudah pengujian pertama, sudah safety assessment juga (Penilaian Sistem Keselamatan) jaminan bahwa semua prasarana tersebut laik operasi”, jelasnya.

Sebagai informasi, bagian depo terdapat jalur 6 untuk pencucian kereta, jalur 7 (kapasitas 13 kereta) dan jalur 8 (kapasitas 14 kereta) untuk perawatan. Sesuai Permenhub Nomor 18 Tahun 2019 tentang Standar Tempat Dan Peralatan Perawatan Sarana Perkeretaapian, area Depo terdiri dari bangunan sarana sebagai area utama perawatan KRL, bangunan kantor untuk kegiatan administrasi, ruang peralatan dan penyimpanan suku cadang. Terdapat juga bangunan untuk ruang istirahat, ruang pelayanan kesehatan, area ibadah, dan tempat pengolahan air bersih.

Terdapat peron, kolong (perawatan sisi bawah kereta), anjungan (perawatan sisi atas) dan area workshop. Selain pembangunan Depo KRL, BTP Semarang juga melakukan pengadaan peralatan perawatan KRL antara lain peralatan angkat komponen, pesawat angkut, peralatan angkat sarana. Misal lifitng jack (fungsi pengangkatan body kereta), overhead crane 2x7.5 ton dan 1x3 ton. 

“Kami sangat bersyukur masyarakat bisa merasakan langsung manfaat dari pembangunan konektivitas KA perkotaan ini. Pemerintah ingin masyarakat makin mudah mengakses angkutan umum massal. Stasiun Brambanan, Srowot, Ceper, Delanggu, Gawok direvitalisasi, bisa untuk naik turun penumpang. Tambah layanan di Jebres dan Palur, makin banyak yang terlayani konektivitas KRL, ada Depo perawatan juga. Lengkap, andal sarana dan prasarananya”, tutup Putu. (humasbtpsemarang)



Share to:

Berita Terkait: