KABAR GEMBIRA UNTUK PENGGUNA KRL YOGYA-SOLO: PELAYANAN KRL SEGERA DIPERPANJANG SAMPAI PALUR, DEPO KRL JEBRES DUKUNG KEANDALAN SARANA KRL

Surakarta (12/3) – Kabar baik ini disampaikan oleh Putu Sumarjaya, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah (BTP Jabagteng) saat mendampingi Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dan Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulfikri pada kunjungan lapangan di Solo Jebres. Putu menuturkan guna mendukung rencana perpanjangan pelayanan KRL hingga ke Palur, saat ini BTP Jabagteng hampir menyelesaikan pembangunan Elektrifikasi Solobalapan – Solo Jebres – Palur sepanjang 6,2 Km. Kegiatan ini terdiri dari pembangunan gardu dan listrik aliran atas (LAA) jalur KA lintas Solobalapan – Solojebres – Palur, penataan track layout di stasiun Solo Jebres dan pembangunan Depo KRL di area Stasiun Solo Jebres.

“Pembangunan elektrifikasi sudah dimulai sejak tahun 2020, di tahun 2022 ini kita targetkan 3 kegiatan tadi bisa selesai untuk mendukung pengoperasian KRL sampai ke Palur. Per Maret 2022 progres pekerjaan LAA dan gardu sudah 93,3%, pekerjaan pembangunan depo 59% serta penataan track layout mencapai 77,3% termasuk peninggian Overpass D.I. Panjaitan dan overcapping di Stasiun Purwosari dan Solo Balapan,” ujar Putu. “Dalam waktu dekat, kita akan lakukan testing and commissioning (uji fungsi) LAA, pengujian gardu LAA dan safety assessment tahap 1. Setelah pengujian prasarana selanjutnya akan dilakukan uji dinamis sarana tahap 1 dan 2, target kita September 2022 konektivitas kereta perkotaan ini siap melayani masyarakat sampai ke Palur,” sambungnya.

Pengoperasian jalur KA komuter lintas Yogya-Solo setahun terakhir telah membukukan kinerja yang optimal. Meski dioperasikan di masa pandemi, KRL Yogya-Solo tercatat berhasil mengangkut lebih dari 2 juta penumpang. Hal ini menunjukkan besarnya animo masyarakat untuk memanfaatkan konektivitas KA meski dalam masa pandemi. Jalur KA perkotaan yang dibangun oleh BTP Jabagteng ini mampu mendongkrak daya saing angkutan kereta api dengan mempersingkat waktu tempuh, mengangkut lebih banyak penumpang dan tentunya mengurangi polusi udara, jika semakin banyak masyarakat dengan kendaraan pribadi mau beralih menggunakan moda angkutan massal ini (mode shifting).

Putu menambahkan bahwa masyarakat kini semakin mudah mengakses layanan KRL dengan beroperasinya stasiun-stasiun pemberhentian seperti di Stasiun Srowot, Ceper, Delanggu dan Gawok. “Dengan lanjutan pembangunan elektrifikasi dan rencana perpanjangan pelayanan sampai ke Palur, kita ingin semakin banyak masyarakat yang menikmati nilai tambah dari konektivitas ini. Jarak terasa makin dekat, waktu perjalanan makin singkat, kualitas hidup jadi meningkat,” urai Putu. Selain menambah aksesibilitas, pihaknya juga melakukan peningkatan pelayanan dengan membangun peron tinggi di Stasiun Brambanan, Srowot, Ceper, Delanggu, dan Gawok untuk memudahkan naik turun penumpang.

Tak berhenti sampai disitu, guna mendukung operasional KRL Yogya-Solo, BTP Jabagteng terus menggenjot penyelesaian pembangunan Depo KRL di Solo Jebres. Dilengkapi dengan fasilitas perawatan modern, depo luas kurang lebih 4.500 m² ini akan difungsikan untuk kegiatan perawatan harian, bulanan dan tahunan sarana KRL. Depo dapat menampung 4 rangkaian KRL dan dilengkapi 3 jalur stabling (area parkir kereta). “Saat ini maintenance sarana KRL dilakukan di area stabling yang kita bangun di Klaten. Depo Solo Jebres dengan area yang lebih luas, ditunjang fasilitas yang lebih lengkap akan lebih optimal menunjang kegiatan perawatan sarana KRL,” ucapnya.

“Jadi Pemerintah tidak hanya membangun jalur tapi juga concern untuk perawatan sarananya. Sarana KRL yang dirawat dengan baik, kualitas layanannya bisa optimal. Prasarananya andal, Sumber Daya Manusia (SDM) nya cakap, sarananya terawat, naik kereta api jadi makin nyaman dan selamat,” pungkas Putu

Share to:

Berita Terkait: