DJKA GELAR NGOBRAS, SOSIALISASI OPTIMALISASI PELAYANAN LRT SUMSEL MELALUI INTEGRASI ANTAR MODA

Palembang (06/12) – NGOBRAS yang disingkat dari Ngobrol Bareng Media dan Komunitas adalah sebuah acara yang digelar oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang membahas mengenai Optimalisasi Pelayanan LRT yang ada di Kota Palembang melalui integrasi Antar Moda.

Pada kesempatan kali ini, acara NGOBRAS diadakan di Hotel Wyndham, Kota Palembang. Pada kegiatan ini Bapak Rode Paulus selaku Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan dan Bapak Agus Supriyanto selaku Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Palembang berkesempatan menjadi narasumber, dan Bapak Risal Wasal selaku Direktur Jenderal Perkeretaapian juga turut memberi sambutan untuk acara NGOBRAS melalui Aplikasi Zoom Meeting.

Acara ini digelar bertujuan untuk mengimbau masyarakat agar menggunakan angkutan umum seperti LRT yang sudah terintegrasi. Dalam kata sambutannya, Bapak Risal Wasal mengatakan bahwa angkutan umum LRT selain aman, nyaman, juga bertarif murah, sehingga LRT adalah pilihan yang tepat untuk memilih angkutan umum karena bisa mengoptimalkan aset-aset yang ada di Palembang. Rode Paulus, selaku Balai Pengelola Kereta Api Ringan juga turut menambahkan keunggulan-keunggulan dari LRT, yaitu selain aman, nyaman, dan murah. LRT juga salah satu angkutan umum yang dapat diandalkan dan memiliki jadwal yang pasti, sehingga bisa terhindar dari kemacetan. Dan saat ini, LRT Sumsel mengejar target 4 juta penumpang sepanjang 2023. Hingga 5 Desember, jumlah penumpang LRT Sumsel telah mencapai 3,7 juta orang.

"Masih tersisa 25 hari lagi, rata-rata per hari penumpang LRT harus 11.300 orang per hari untuk bisa mengejar target 4 juta penumpang. Saat ini rata-rata per hari masih 9.600 penumpang (berdasarkan capaian 3,7 juta penumpang)," pungkas Rode Paulus.

Langkah lain dalam mengoptimalkan angkutan umum di kota Palembang adalah dengan menghadirkan feeder sebagai angkutan yang bertugas mengumpulkan penumpang untuk diantar ke stasiun-stasiun LRT. Kehadiran feeder mampu meningkatkan jumlah penumpang LRT. Menurut Rode, 30 persen penumpang feeder juga memanfaatkan LRT sebagai alat transportasi. Saat ini feeder masih beroperasi tanpa dipungut biaya, namun mulai tahun depan feeder LRT Palembang akan dikenakan tarif berkisar Rp 2-4ribu, namun pemberlakuan tarif ini masih dalam kajian.

Share to:

Berita Terkait: