Perawatan Sarana, Uji Coba Alat Ukur Kereta Ciremai

Grobogan – Perawatan sarana perkeretaapian tidak hanya pada pekerjaan pengecekan kondisi mesin dan komponen penggerak sarana. Pada sarana tertentu, perawatan dilakukan juga pada alat khusus yang terpasang pada sarana. Jenis sarana tersebut umumnya memiliki fungsi khusus tidak sebatas sebagai alat angkutan semata.

 

Balai Perawatan Perkeretaapian mengelola pemeliharaan berbagai sarana perkeretaapian dengan fungsi khusus tersebut. Beberapa diantaranya adalah Multi Tie Tamper, Kereta Fudika, Telescopic Railways Crane dan Kereta Ukur. Khusus untuk kereta yang disebutkan terakhir memiliki alat ukur khusus yang tertanam dan melekat di badan sarana.

 

Alat ukur pada Kereta Ukur digunakan pada kegiatan perawatan prasarana perkeretaapian. Kereta Ukur itu sendiri berfungsi untuk memindai (mengetahui dan mengukur) kondisi jalur rel kereta api dan Listrik Aliran Atas (LAA). Pengecekan jalan rel dan LAA tersebut masuk ke dalam kegiatan perawatan prasarana yang vital. Kondisi jalan rel dan LAA yang tidak sesuai standar dapat mengancam keselamatan transportasi kereta api.

 

Sebagai unit pelayanan teknis yang bergerak di bidang perawatan sarana dan prasarana perkeretaapian, Balai Perawatan Perkeretaapian bertugas melakukan perawatan sarana perkeretaapian, termasuk sarana yang memiliki fungsi dalam kegiatan perawatan prasarana perkeretaapian. Tugas tersebut dilakukan sebagai bagian dalam upaya menjaga keselamatan transportasi perkeretaapian.

 

Seperti kegiatan yang dilakukan tim Balai Perawatan Perkeretaapian pada agenda uji coba alat ukur Kereta Ukur Ciremai pada Selasa (15/3/2022).  Kereta Ukur Ciremai itu sendiri adalah salah satu sarana milik negara yang saat ini berada di area stabling Workshop Ngrombo.

 

Bagian penting Kereta Ukur ada pada perangkat sistem pengukuran Track Geomerty Measurement System (TGMS) yang terpasang di dalam kereta. Unit tersebut terdiri dari beberapa bagian. Diantaranya yaitu perangkat balok ukur (TGMS beam) yang terpasang di bagian dekat roda kereta dengan fungsi untuk memindai obyek jalur rel. Selain itu, ada perangkat komputer untuk menerima data, beserta sistem komputasi pembaca data.

 

Kegiatan uji coba dipantau langsung oleh Direktorat Sarana Ditjen Perkeretaapian yang turut hadir pada agenda dimaksud. Kegiatan dapat terlaksana dengan melibatkan sinergi antar stakeholder di bidang perkeretaapian. Balai Perawatan Perkeretaapian bekerja sama dengan PT INKA (Persero) dan PT IMSS sebagai manufaktur dan maintenance sarana, kemudian melibatkan PT KAI (Persero) sebagai operator yang mengelola jalur kereta api yang akan dilewati kereta selama pengujian berlangsung.

 

Jalan rel yang menjadi jalur uji coba adalah rute Stasiun Ngrombo - Stasiun Gundih pulang pergi. Rute dimulai dari titik awal Stasiun Ngrombo menuju Stasiun Gundih dengan melewati Stasiun Gambringan, lalu kembali dan berakhir di titik awal Stasiun Ngombo.

 

Setidaknya ada lima petugas yang terjun langsung dalam proses pengujian diluar masinis dan pengawas. Pada proses uji coba alat ukur, tim melakukan masing-masing tugas secara paralel. Ada petugas yang mengoperasikan alat FOCC untuk pengaturan patok up dan patok down, serta sebagai penanda pada penampang yang dilalui kereta, seperti wesel, jembatan, peron, dan lainnya. Sementara petugas lain ada yang mengoperasikan sistem komputer untuk mentransmisi data yang didapat dari alat ukur.

 

Pengujian alat ukur pada jalan rel dilakukan sepanjang rute pengujian untuk beberapa parameter, antara lain jarak antara rel, ketidakrataan secara vertikal, ketidakrataan secara horizontal, perbedaan crosslevel pada jarak tertentu, dan perbedaan ketinggian antara rel kanan dan kiri, serta profil rel untuk mengukur keausan rel.

 

Data kondisi rel diperoleh dari sensor yang terpasang di balok ukur (measurement beam). Perangkat tersebut dilengkapi dengan laser yang berguna untuk menangkap lebar sepur secara akurat. Data dari balok ukur akan dikomparasi dengan data dari alat FOOC. Data tersebut diinput ke dalam perangkat komputer TGMS, yang kemudian dibaca oleh sistem dan menghasilkan output berupa data grafis perubahan penampang jalur rel sepanjang jalur pengujian yang dilewati.

 

Data grafis tersebut akan memberikan informasi bagaimana performa alat ukur yang ada di dalam Kereta Ukur Ciremai. Selama pengamatan di lapangan, perjalanan kereta ukur dan proses pengukuran pada rute yang ditentukan berjalan dengan lancar, aman dan terkendali.

 

Tidak ditemui kendala selama proses uji coba berlangsung. Sebelum memasuki rute jalur pengujian, tim melakukan persiapan di area Workshop Ngrombo terlebih dahulu, untuk memastikan betul tidak ada potensi masalah yang muncul ketika berada di jalur raya. Persiapan meliputi pengecekan pada instrumen kontrol dengan melakukan pembacaan master bar dengan standar yang ditentukan. Kemudian melakukan percobaan uji jalan di jalur rel lengkung di dalam area Workshop Ngrombo untuk membaca tachometer dan curvature dengan hasil sesuai parameter.

 

Kegiatan perawatan sarana perkeretaapian dengan metode sejenis dilakukan sesuai kebutuhan sarana. Pengujian sarana pada jalur raya selain untuk menguji alat pada sarana, juga bisa dilakukan untuk menguji performa sarana itu sendiri, termasuk performa pengereman, performa percepatan dan perlambatan mesin, serta kenyamanan di dalam sarana.

 

Agenda uji coba alat ukur Kereta Ukur Ciremai berjalan selama lebih kurang dua jam. Kereta mulai berjalan dari Stasiun Ngrombo pukul 11.00 dan kembali lagi di titik yang sama setelah melalui rute dari Stasiun Gundih pada pukul 13.00. (yogo)

Share to:

Berita Terkait: