Dibalik Palang Perlintasan, Mencetak Penjaga Terlatih untuk Keselamatan Kereta Api

25-11-2024 / 1 Views

MEDAN – Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan keselamatan transportasi kereta api melalui pelaksanaan Diklat Penjaga Perlintasan Sebidang Gelombang X Angkatan XVIII. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari, mulai 18 hingga 22 November 2024, di dua kota, Medan dan Madiun, dengan melibatkan para peserta yang siap mengemban tugas sebagai penjaga perlintasan kereta api. 

Diklat ini diikuti oleh sebanyak 35 peserta yang berasal dari enam kabupaten/kota di Sumatera Utara. Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Dinas Perhubungan Sumut, Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun, Balai Pengujian Perkeretaapian, dan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Medan.

Kegiatan berlangsung di dua lokasi, yaitu BPSDM Sumut dan Kantor PT KAI Divre I Sumatera Utara, dengan sistem pembelajaran hybrid yang mencakup teori melalui Zoom Meeting serta praktik lapangan. Diklat ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi, keterampilan, dan pemahaman peserta dalam menjalankan tugas sebagai penjaga perlintasan kereta api. Peran ini sangat penting, mengingat penjaga perlintasan bertanggung jawab langsung atas keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan di sekitar perlintasan sebidang.


 
Selama program berlangsung, peserta menerima pelatihan intensif yang mencakup teori dan praktik langsung di lapangan. Materi pelatihan disusun untuk memenuhi standar keselamatan nasional, dengan fokus pada tugas operasional, aspek hukum, pengelolaan kondisi darurat, serta kesehatan dan keselamatan kerja.

Materi pelatihan diberikan oleh narasumber berpengalaman yang memahami seluk-beluk perkeretaapian. Beberapa topik penting yang disampaikan antara lain:

  • Tugas dan Wewenang Penjaga Perlintasan: Memberikan pemahaman mendalam mengenai tanggung jawab utama penjaga perlintasan dalam mengelola operasional pintu perlintasan dan memastikan keselamatan pengguna jalan.
  • Aspek Hukum Perlintasan Sebidang: Mengupas regulasi yang berlaku, termasuk sanksi dan tanggung jawab hukum terkait perlintasan sebidang.
  • Kondisi Darurat dan Penanganannya: Mengajarkan langkah-langkah sigap dalam menghadapi insiden di perlintasan, seperti kecelakaan atau kerusakan sistem.
  • Semboyan dan Rambu Lalu Lintas: Memberikan pemahaman tentang simbol dan tanda-tanda perkeretaapian serta lalu lintas jalan raya yang harus diketahui oleh penjaga perlintasan.
  • Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Mengedepankan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental dalam menjalankan tugas.

Pelatihan diakhiri dengan praktik kerja lapangan, di mana peserta secara langsung mempraktikkan teori yang telah dipelajari di lokasi perlintasan kereta api. Kegiatan praktik ini dipandu oleh Bapak Teguh Arifianto, yang juga menjadi salah satu narasumber utama dalam diklat. Dalam sesi ini, peserta berkesempatan menguji kemampuan teknisnya dalam kondisi nyata, sekaligus menerima arahan langsung untuk memastikan setiap langkah yang dilakukan sesuai dengan prosedur keselamatan.


 
Bapak Teguh Arifianto menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme para peserta selama mengikuti program. Beliau berharap ilmu yang telah diberikan dapat diterapkan secara konsisten dalam tugas sehari-hari. “Saya sangat bangga melihat semangat para peserta dalam belajar dan berlatih selama diklat ini. Saya berharap, setelah kembali ke lapangan, mereka dapat menjadi penjaga perlintasan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga mampu menjaga keselamatan dengan penuh tanggung jawab dan integritas,” ujar Bapak Teguh.

Di akhir diklat, peserta mengikuti ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Balai Pengujian Perkeretaapian. Ujian ini memastikan bahwa peserta memenuhi kualifikasi sebagai penjaga perlintasan yang handal. Dari hasil evaluasi, sebanyak 88,5% peserta dinyatakan lulus dan siap bertugas di lapangan. Tingginya tingkat kelulusan ini mencerminkan efektivitas program dalam membekali peserta dengan kemampuan yang sesuai standar.

Peran penjaga perlintasan sangat strategis dalam mengurangi risiko kecelakaan di perlintasan sebidang, yang sering kali disebabkan oleh kurangnya pengawasan atau ketidakpatuhan pengguna jalan. Dengan SDM yang terlatih, diharapkan angka kecelakaan dapat ditekan, sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi kereta api.


 
“Kami berharap para peserta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama diklat untuk mendukung keselamatan bersama,” ungkap salah satu perwakilan PPI Madiun.

Diklat Penjaga Perlintasan Sebidang ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk menciptakan sistem transportasi kereta api yang lebih aman dan efisien. Dengan SDM yang kompeten, kualitas layanan perkeretaapian di Indonesia diharapkan terus meningkat, memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Langkah ini bukan hanya program pelatihan, melainkan wujud nyata komitmen bersama dalam membangun transportasi yang lebih baik untuk masa depan. (AI/ARH/MAD/RZ)

6 Comment

Jhone Michale

Nov 09 2021

reply

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod temincidid labore et dolore magna aliqua. Ut enim miniming veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

jhon doe

Nov 09 2021

reply

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiustempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veninostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip

Jenifer Hearly

Nov 09 2021

reply

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod temincidid labore et dolore magna aliqua. Ut enim miniming veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.