Keselamatan di Perlintasan Sebidang menjadi Fokus Utama BTP Padang

Padang—Masih tingginya angka kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api di Sumatera Barat (Sumbar) membuat Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang menjadikan keselamatan sebagai salah satu fokus utama saat ini.

Data yang dirangkum oleh BTP Padang mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 telah terjadi 14 kali temperan kendaraan lain dengan kereta api sedangkan pada tahun 2023 meningkat menjadi 30 temperan.

“Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat jalur aktif kereta api di Sumbar masih terbilang pendek yakni hanya 111 kilometer saja namun temperan sering kali terjadi,” ujar Kepala BTP Padang Endang Setiawan dalam keterangannya.

Penyebab paling tinggi terjadinya temperan adalah masih banyaknya perlintasan liar yang sengaja dibuka oleh masyarakat dan tak adanya penjagaan di perlintasan tersebut.

“Selain itu, masih banyaknya masyarakat yang tak menaati aturan dalam berlalu lintas dengan tidak mendahulukan perjalan kereta api sedangkan mendahulukan perjalan kereta api sudah diatur dalam Pasal 124 UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan Pasal 114 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,” sambung Kabalai.

Seperti temperan yang baru saja terjadi beberapa saat lalu di daerah Lubuk Buaya, salah satu masyarakat memarkirkan mobil dekat dengan jalur kereta api, sehingga saat kereta melintas terjadi temperan.

“Ini sangat membahayakan, apalagi tak seharusnya mobil berhenti di jalan kolektor. Masyarakat harus lebih aware dengan menjaga jarak aman saat berada di sekitar jalur kereta api karena keselamatan berada di tangan kita masing-masing,” tambahnya.

Menurutnya, kesadaran terhadap keselamatan masyarakat perlu ditingkatkan dengan memberikan sosialisasi dan arahan karena peningkatan fasilitas yang telah dibangun akan sia-sia jika tak adanya kesadaran pada masyarakatnya.

Untuk diketahui, BTP Padang telah melakukan berbagai peningkatan keselamatan mulai dari pemasangan CLC di perlintasan sebidang tahun 2023; membangun Pos Jalur Perlintasan Langsung (JPL) di beberapa titik (sebanyak 27 titik pos dan pintu perlintasan di tahun 2022 dan 7 titik pos di tahun 2021); membangun 30 Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini sebagai pilot project sistem keselamatan perkeretaapian di Sumbar.

Selain itu, dilakukan juga pembangunan pagar ornamen sepanjang 7.302 meter; pemasangan patok rel pembatas sepanjang 8.155 meter; membangun jalan inspeksi (kolektor) sepanjang 6.784 meter; serta membangun Jembatan Penyeberangan Orang dan Motor (JPO/M) di Pasar Usang.

Tak lupa, peningkatan keselamatan juga dilakukan dengan menutup 191 dari 261 perlintasan tidak terdaftar (dengan sterilisasi); 20 perlintasan tertangani dengan pembangunan JPL dan pintu perlintasan; 30 perlintasan tertangani dengan pembangunan EWS; lalu peningkatan 4 jembatan (BH) lintas Padang-Pariaman (BH 52 KM 8+773 (Bentang 20 M), BH 15 KM 45+876 (Bentang 15 M), BH 35 KM 51+204 (Bentang 12 M), BH 36 KM 52+468 (Bentang 12 M). (RAH)

Humas Balai Teknik Perkeretaapian Padang

Share to:

Berita Terkait: