Audiensi PT KCI Bahas Kerjasama Pengelolaan Depo KRL Jebres

Grobogan –Balai Perawatan Perkeretaapian terima rombongan audiensi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Audiensi dihadiri langsung oleh Direktur Teknik KCI Denny Haryanto. Denny datang didampingi jajaran manajemen KCI Area VI Yogyakarta. Rombongan datang pada Kamis (2/3) dan diterima pimpinan Balai Perawatan Perkeretaapian di Ruang Rapat Loko CC 300 Workshop Ngrombo.

Agenda audiensi KCI untuk menindaklanjuti rencana pengelolaan Depo KRL Jebres Surakarta pada kegiatan perawatan sarana perkeretaapian yang dioperasikan KCI di jalur rel relasi Solo ke Yogyakarta.

Ada beberapa poin yang dipaparkan Direktur Teknik KCI, hal yang menarik adalah rencana kolaborasi yang dijalin antara pihaknya selaku operator dengan pemerintah sebagai regulator di sektor perkeretaapian serta rencana pengembangan depo kedepannya. “Kami berharap depo jebres bisa dioperasikan, bagaimana proses perizinan sampai kita bisa memanfaatkan depo itu dengan alur PNBP, seperti apa proses nya, seperti apa prosedur sewa menyewa yang ada di Balai Perawatan, seperti apa yang perlu dilalui costumer untuk menyewa fasilitas tersebut”, jelas Denny.

Sebagai informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian melalui Balai Teknik Perkeretaapian Semarang, telah merampungkan membangun fasilitas Depo KRL Jebres pada tahun 2023. Lokasi depo tersebut berada di area Stasiun Jebres Kota Surakarta. Sedangkan untuk pengelolaan Depo kedepannya diproyeksikan akan diserahkan kepada Balai Perawatan Perkeretaapian.

Merespon Direktur Teknik KCI, Kepala Seksi Perawatan Berkala Balai Perawatan Perkeretaapian Yustina Nurhayati mengungkapkan pihaknya telah memiliki rancangan pola kerjasama pemanfaatan Depo KRL Jebres.

“Pertama skema pengelolaan depo Solo Jebres sudah disiapkan, kedepannya pengelolaan di Balai Perawatan Perkeretaapian, pengelolaan tersebut ada banyak yang perlu dipersiapkan, termasuk mekanisme kerjasama, dan tidak menutup kemungkinan nanti Balai Perawatan menggadeng mitra kerja, termasuk KCI untuk pengelolaannya, hal tersebut berkaitan dengan butir-butir pengelolaannya kedepan, yang masih kami pertajam di internal, itu terkait dengan Depo Solo Jebres.“, ungkap Yustina.

Selain pengelolaan Depo KRL Jebres, KCI membuka wacana untuk perlunya pengembangan Depo KRL kedepannya, sebab dinamika perkembangan perkeretaapian khususnya kereta listrik.

“KCI sebagai operator memedomani sistem manajemen mutu ISO 9001 – 2012 dalam teknis pengoperasian KRL, salah satunya mensyarakatkan adanya beberapa fasilitas operasional maka kami memandang diperlukan perluasan, hal itu menjadi penting, karena merupakan salah satu persyaratan untuk mempertahankan sertifikasi ISO, sudah ada beberapa proyeksi pengembangan sarana KRL sesuai perkembangan kebutuhan dan teknologi, sebagai salah satu input untuk pengembangan fasilitas depo-depo KRL ke depannya, sehingga ada keselarasan apa yang dikembangkan pemerintah dengan kebutuhan operator”, urai Denny mendiskusikan perkembangan fasilitas perkeretaapian mutakhir.

Balai Perawatan Perkeretaapian memiliki relevansi pada pengelolaan beberapa Depo KRL, sebagai lembaga yang dipercaya di bidang tugas perawatan sarana perkeretaapian, sehingga turut terlibat dalam pengembangannya. “Terkait pengembangan Depo bagaimana mekanismennya, detil teknisnya kita duduk bareng, nanti kita akan mengajukan model pengembangan seperti apa, nanti dari KCI juga dapat mengusulkan model seperti apa, nanti kita bahas pada satu forum bersama”, jelas Yustina.

Senada dengan Yustina, Kepala Seksi Perawatan Berat Udut Pangihutan Sinaga menambahkan bahwa langkah strategis yang akan dilakukan harus dilatarbelakangi dengan kajian yang komprehensif agar cukup pertimbangan untuk pelaksanaannya di lapangan, “pengembangan depo kedepannya akan memperhatikan hasil studi, dari sana akan dikaji dari berbagai aspek, sehingga dapat dihasilkan rekomendasi arah pengembangan depo sesuai yang diharapkan untuk perkembangan kebutuhan layanan pengoperasian sarana perkeretaapian terkini”, jelas Udut.

Dalam forum audiensi Denny menyampaikan harapan terjalinnya sinergitas antara operator dan regulator dalam satu tata kelola yang baik.

“Saya sepakat dengan apa yang disampaikan, mari kita mengembangkan model kerjasama yang tepat, antara operator dan regulator, untuk menyamakan persepsi dalam menciptakan governance di sektor perkeretaapian, mari kita bangun model kerjasama bersama yang tepat”, kata Denny.

Pembahasan diskusi berlangsung lebih kurang selama satu jam. Dua pihak saling memberikan berbagai masukan untuk pengembangan layanan transportasi sub sektor perkeretaapian, untuk mendukung pelayanan publik kepada masyarakat.

Diakhir audiensi, Denny menyempatkan untuk melihat fasilitas Balai Perawatan Perkeretaapian dan rencana penambahan fasilitas perawatan pada mock up miniatur rencana pembangunan Balai Perawatan Perkeretaapian di gedung kantor, yang berjarak beberapa meter dari barat gedung Workshop Ngrombo. (yogo)

Share to:

Berita Terkait: