Dirjen KA Kunjungi Baperka, "SDM yang Ahli adalah Kunci Sustainability Organisasi"
Grobogan – Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia M Risal Wasal, menekankan pentingnya seluruh tim Baperka untuk ahli di bidangnya masing-masing. Keahlian merupakan kunci untuk keberlangsungan suatu organisasi kedepannya, terlebih Balai Perawatan Perkeretaapian diharapkan untuk dapat segera bertransformasi menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
Hal itu ditegaskan orang nomor satu di sektor perkeretaapian, pada saat kunjungan yang dilakukan di Workshop Ngrombo Balai Perawatan Perkeretaapian, pada Jumat (26/5/2023). “Begitu BLU (harus) ada profesionalisme, kalian memang ahlinya memperbaiki kereta, jadilah ahli di bidang itu, humas ahli di bidang jurnalistik, ahli di bidang masing-masing”, tegas Dirjen Perkeretaapian.
Datang bersama Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian Joko Murdyono dan pejabat teras di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Dirjen Perkeretaapian disambut langsung oleh Kepala Balai Perawatan Perkeretaapian, M Andi Hary Murty dan seluruh jajaran kerja.
Pada kesempatan itu, Risal Wasal mengajak jajaran Balai Perawatan Perkeretaapian untuk kerja profesional. “Buktikan, sederhana saja, kalau kalian mampu, sehingga kami yakin untuk menugaskan Baperka, teman-teman hanya perlu fokus pada tugas yang diberikan, tingkatkan terus keahlian, tidak perlu memikirkan remunerasi, sudah ada ahli menghitung remunerasi, pastikan kinerja tim dapat tercapai sesuai target”, terang Risal Wasal.
“Begitu BLU, jadilah (seorang) CEO (Chief Executive Officer), tuntut diri sendiri untuk memiliki standar yang bagus, rubahlah diri sendiri, saya wajib paksa teman-teman supaya jadi pintar, untuk hal kesejahteraan tugas para pimpinan”, urai Dirjen Perkeretaapian.
Pada forum diskusi, Risal Wasal banyak memantik informasi tentang Balai Perawatan Perkeretaapian dari Tim Baperka, khusus perihal kapasitas kerja dalam pekerjaan pengelolaan aset fasilitas workshop perawatan dan sarana perkeretaapian yang dipercayakan kepada Balai. Sembari bertukar pikiran, tampak metode seorang Dirjen untuk menelisik potensi Balai Perawatan Perkeretaapian yang dilakukannya dengan cara-cara atraktif dan interaktif bersama Tim Baperka.
Beberapa kali Dirjen melemparkan pertanyaan-pertanyaan mulai dari hal ringan sampai hal yang rumit kepada forum, sehingga terjadilah komunikasi dua arah yang interaktif. Hal tersebut dilakukannya untuk mendapatkan berbagai inputan langsung dari tim ujung tombak pelaksana kebijakan perawatan sektor perkeretaapian.
Sebagai narasumber utama pada forum diskusi, Dirjen berkali-kali berpindah tempat duduk, terkadang di depan dengan gaya mencecar tim Baperka yang berani merespon pertanyaan Dirjen, lalu berdiri pindah di titik tengah ruangan untuk memberikan beberapa tanggapan, kemudian tiba-tiba duduk di kursi belakang membaur dengan peserta lainnya sembari mendengar paparan salah satu peserta yang maju ke depan forum, berdiri lagi menarik salah satu peserta ke tengah forum untuk mencecar pertanyaan, tak lama kemudian bergerak lagi ke depan, duduk di ujung meja sisi samping kiri ruangan, dan terlihat meminta pena dan menuliskan beberapa coretan catatan hasil pengamatannya di atas selembar kertas.
Banyak pesan yang disampaikan Dirjen Perkeretaapian dalam upaya untuk mendorong kinerja Balai Perawatan Perkeretaapian, kuncinya adalah kompetensi keahlian dan analisa yang kuat. Berkali-kali Risal Wasal memberikan contoh pekerjaan analitik yang penting untuk dilakukan pada pekerjaan perawatan perkeretaapian. Satu contohnya Dirjen bercerita tentang pengelolaan jalur rel kereta api Makassar-Parepare.
Dirjen mengingatkan kesiapan Baperka untuk merawat fasilitas perkeretaapian di Makassar-Parpare tersebut. Hal itu meliputi knowledge tentang manajemen risiko pengelolaan sarana dan prasarana perkeretaapian, termasuk ilmu untuk menghitung kebutuhan perawatan berdasarkan beban yang ditimbulkan dari pengelolaan transportasi perkeretaapian yang diselenggarakan di atasnya.
“Siapkan ilmunya, tugas teman-teman di perawatan menganalisa risiko penggunaan prasarana perkeretaapian, ketika sarana perkeretaapian yang melintas di atas jalur rel kereta api diberikan beberapa beban angkut, angkutan logistik sekian ton, pelajari risikonya, dan hitung kemampuan sarana yang dibutuhkan, kira-kira bisa menyewakan berapa gerbong datar untuk memenuhi kebutuhan angkutan tersebut?”, papar Dirjen Perkeretaapian sembari memberikan analogi beban angkutan yang berada di atas sarana perkeretaapian dengan mengayunkan kotak sebuah kemasan di atas perangkat seluler miliknya.
Dirjen mengingatkan pentingnya tahap perencanaan, “sampaikan usulan kajian teknis untuk Sarana (Perkeretaapian) se-Indonesia, apalagi untuk kepentingan BLU, dari sini harus mampu bersaing dengan korporasi, apalagi kereta cepat akan beroperasi”, papar Dirjen Perkeretaapian.
Pimpinan tertinggi di Ditjen Perkeretaapian itu, juga menginstruksikan untuk dapat membuat prioritas di Balai pada tahap keahlian yang fundamental terlebih dahulu, yaitu bagaimana mempertajam keahlian perawatan di Balai dan bagaimana bisa jadi operator semua sarana perkeretaapian. “Kalau perlu panggil ahlinya dari luar negeri, itu tugas teman-teman meningkatkan kompetensi, lakukan secara mandiri, bagaimana semua sumber daya dapat dipakai, bagaimana itu dipakai? Ada tim yang penempatan di area kerja perawatan, perlu dipikir dari hulu sampai hilir, harus berpikir berani”, ungkap Risal Wasal memberi instruksi secara lugas.
Selain perihal pekerjaan perawatan, ada salah satu hal yang menarik disinggung Dirjen, yaitu rencana pengelolaan Depo KRL Jebres Surakarta oleh Baperka. Depo KRL Jebres menjadi tambahan aset setelah Depo KRL Depok yang sebelumnya diserahterimakan dari BTP Jakarta kepada Baperka. Untuk itu Balai Perawatan Perkeretaapian dituntut mengambil peran tidak hanya sebagai pengelola Depo, melainkan lebih jauh lagi memiliki keahlian untuk mengoperasikan alat perawatan dengan penguasaan instalasi Depo yang melekat di dalamnya.
Melengkapi arahan Dirjen Perkeretaapian, Sesditjen Perkeretapian banyak berbicara dari sisi kepatuhan terhadap administrasi pemenuhan sasaran kinerja Balai. “Konsisten pada RPD, sekarang sudah ada (aplikasi) SAKTI, fokus pada penyerapan anggaran, supaya arah Balai on the track”, jelas Joko Murdyono.
Sejalan dengan arahan Dirjen, selanjutnya Sesditjen menekankan kembali komitmen Baperka menjadi BLU. Sesditjen meminta Baperka untuk memperhatikan pemenuhan syarat substantif dan persyaratan teknis sebagai BLU. “Caranya dengan mengubah mindset saudara, lakukan penguatan regulasi, semua harus memahami betul tusinya, saya laksanakan sendiri (perawatan) dibanding dikerjasamakan untung mana? susun tarif jasa dengan perhitungan unit cost, biaya keahlian bisa masuk salah satu komponen”, urai Sesditjen memberikan arahan peningkatan kinerja untuk Baperka.
Mencermati arahan Direktur Jenderal Perkeretaapian dan Sesditjen Perkeretaapian, Kepala Balai Perawatan Perkeretaapian M Andi Hary Murty, menyampaikan beberapa upaya yang telah dilakukan sebagai upaya meningkatkan kapasitas Balai Perawatan Perkeretaapian, satu diantaranya berupa usulan perubahan atau penyempurnaan peraturan menteri yang berkaitan dengan struktur organisasi Balai Perawatan Perkeretaapian yang nantinya akan diikuti dengan pemetaan jabatan dan kebutuhan personel lebih detil lagi.
“Bapak Dirjen banyak menyinggung pentingnya keahlian teknis yang spesifik di semua bidang kerja, khususnya untuk pengelolaan pekerjaan perawatan dan pemanfaatan SMN, untuk itu telah dilakukan beberapa hal, pemetaan kebutuhan tenaga ahli perawatan, diiringi dengan pelaksanaan diklat-diklat peningkatan kompetensi, bekerja sama dengan stakeholders sektor perkeretaapian” ungkap Andi merespon arahan Dirjen Perkeretaapian pada sesi diskusi di Aula Loko Diesel CC 300 gedung Workshop Ngrombo.
Di sisi lain, sektor kerja terkait pemanfaatan sarana perkeretaapian telah digarap secara serius sejak setahun terakhir, dan akan terus ditingkatkan kedepannya. Baik dalam wujud kerja kerja promosi ke berbagai stakeholders sejalan dengan arahan kerja Dirjen Perkeretaapian yang telah disampaikan pada forum. Maupun penyiapan struktur dan mekanisme kerja yang terus disempurnakan agar sesuai dengan kebutuhan di lapangan sehingga dapat diaplikasikan dengan cepat dan mudah di area kerja.
Agenda tersebut merupakan kunjungan pertama Dirjen Perkeretaapian di Workshop Ngrombo. Risal Wasal tidak melewatkan kesempatan untuk meninjau seluruh fasilitas workshop didampingi jajaran pimpinan Balai Perawatan Perkeretapian. Kegiatan tetap dilaksanakan dengan mengutamakan keselamatan kerja, dengan mengenakan fasilitas Alat Pelindung Diri (APD), dengan mengenakan helm dan rompi keselamatan.
Bahkan kegiatan peninjauan lapangan menjadi agenda pertama yang dilakukannya setibanya di area Balai Perawatan Perkeretaapian sekira pukul 15.30 WIB. Tur dilakukan mulai dari area kantor, Dirjen berjalan berdampingan dengan Sesditjen dan Kepala Balai Perawatan Perkeretaapian, ke arah selatan menuju gudang alat berat. Tidak satu pun sarana perkeretaapian peralatan khusus yang terlewat olehnya. Satu kali Dirjen terlihat memperhatikan dengan seksama perangkat roda besi yang terpasang pada Excavator Vaia Car. Pesawat Crane Tadano yang stabling di sisi timur gudang pun dihampiri Dirjen, diikuti beberapa lontaran pertanyaan kepada Tim Baperka.
Sarana perkeretapian yang ada di Balai Perawatan Perkeretaapian pun tak luput dari perhatian Dirjen satu per satu. Dari area gudang alat berat, rombongan kemudian bergeser ke utara menuju fasilitas utama perawatan perkeretaapian Workshop Ngrombo, pada satu gedung dengan konstruksi atap lengkung ganda berwarna biru.
Selama peliputan di lapangan, pejabat Eselon I di Kementerian Perhubungan tersebut terlihat berhenti agak lama di dekat Bridge Inspection Car (BIC). BIC merupakan sarana peralatan khusus yang memiliki bentuk moda transportasi truk tronton dengan fasilitas crane di belakangnya, untuk berbagai keperluan perawatan prasarana perkeretaapian dan fungsi konstruksi lainnya.
BIC terlihat stabling pada jalur rel kedua di dalam fasilitas gedung Workshop Ngrombo. Dirjen melihat detil BIC sembari mendengarkan penjelasan Tim Perawatan Baperka tentang riwayat perawatan sarana tersebut.
Agenda kunjungan dan kegiatan tinjauan lapangan berlangsung dengan efektif, aman dan tertib. Hampir semua sarana perkeretapian yang ada di Workshop Ngrombo dilihat Dirjen Perkeretaapian. Tidak hanya melihat sarana perkeretaapian, di dalam area workshop, Risal Wasal sempat masuk ke dalam fasilitas bengkel rekayasa material yang ada di sisi barat dalam gedung workshop. Tak jarang Dirjen Perkeretaapian terlihat beberapa kali berkomunikasi dan melakukan interaksi dengan tim pelaksana yang sedang bertugas di bengkel material tersebut.
Mengakhiri tugas dinasnya, Dirjen Perkeretaapian menyempatkan untuk foto bersama usai forum diskusi, pemberian motivasi dan arahan di depan seluruh tim Balai Perawatan Perkeretaapian. Foto berlatar di Aula Loko Diesel CC 300 yang ada di lantai dua Workshop Ngrombo. Tak lupa Dirjen menyampaikan pesan penting untuk selalu menjaga integritas, membentengi diri agar tidak terjadi fraud di lingkungan kerja. Agenda kunjungan berlangsung lebih kurang selama tiga jam, rombongan tiba di lokasi Workshop Ngrombo selepas ashar waktu Grobogan, hingga bertolak kembali ke Semarang setelah berkesempatan untuk mengimami shalat isya berjamaah di mushola Balai Perawatan Perkeretaapian. (yogo)
Komentar
LOGIN UNTUK KOMENTAR Sign in with Google