Joint Inspection MTT Matisa : Tingkatkan Pengetahuan Teknis Sarana KA

Makassar - Tim Balai Perawatan Perkeretaapian melaksanakan kegiatan joint inspection bersama tim teknis produsen Multi Tie Tamper (MTT) dari manufaktur MATISA yang dimulai pada 22 Januari 2023, bertempat di fasilitas perawatan sarana perkeretaapian Makassar.

Tim teknis produsen MTT merek Matisa, Pablo, datang langsung dari Swiss untuk melakukan inspeksi pada MTT yang berada di Makassar. Pablo memiliki kompetensi dan spesialiasi di bidang pengoperasian sarana MTT Matisa.

Kegiatan diikuti oleh lima personel Baperkasquad (sebutan untuk Tim Perawatan Perkeretaapian Baperka), hadir dalam kegiatan, M Karil Samba A, Muhammad Ardian S, Royyan Ghazali, Edo Setiawan dan Asriadi.

Personel tersebut sebelumnya telah mengikuti diklat awak sarana perkeretaapian khusus yang diselenggarakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan.

Rencananya kegiatan akan dilaksanakan selama satu bulan kedepan. Program pelatihan pengoperasian dan perawatan sarana perekeretaapian khusus MTT di Depo Maros akan berlangsung pada 22 Januari sampai dengan 21 Februari 2023.

Agenda pekan pertama telah dilakukan joint inspection dan troubleshooting antara tim Balai Perawatan Perkeretaapian dan tenaga ahli Matisa Swiss. Kegiatan joint inspection bertujuan untuk mengetahui kondisi terakhir dari sarana perkeretapian khusus MTT di Makassar dengan nomor registrasi sarana perkeretaapian MTT Matisa SR 3 18 01 dan SR 3 18 02.

Kegiatan troubleshooting dilakukan untuk mengembalikan fungsi-fungsi kerja MTT karena setelah dilakukan joint inspection terdapat kerusakan pada sarana dengan nomor sarana SR 3 18 01 yang menyebabkan banyak fungsi error karena sistem kelistrikan lama tidak digunakan.

Selain itu, gangguan pada sarana SR 3 18 01 yaitu pada bagian alat tamping unit, yang diindikasikan terdapat perangkat wiring yang error. Selain itu pada instalasi Rail Geometry Measuring System terdapat kerusakan pada ELP dan ESP ketika melakukan kalibrasi laser dan nemo untuk pembacaan geometri rel, sementara pada perangkat komputer pada saat pengoperasian input output data, terdeteksi ada kerusakan relay.

Temuan tersebut menyebabkan fungsi dari tamping unit tidak dapat berjalan secara sempurna ketika pengoperasian pemadatan ballast (pemecokan), pembacaan Rail Geometry Measuring System terhadap geometri track tidak dapat dilakukan, serta komputer input output data tidak dapat mematikan mesin MTT.

Selama ini untuk kegiatan pembangunan dan perawatan jalan rel yang ada di lintas Makassar menggunakan MTT Matisa dengan nomor sarana SR 3 18 02 yang dalam status Siap Operasi. Setelah pelaksanaan troubleshooting, diharapkan dua MTT dapat berfungsi dengan baik sebagai upaya percepatan kegiatan pembangunan dan perawatan jalur rel.

Pekan kedua pelatihan pengoperasian ini akan berfokus pada pengenalan sarana MTT Matisa yang dipandu secara langsung oleh Pablo, meliputi perkenalan bagian dan sistem dari MTT Matisa, serta pemaparan secara umum cara pengoperasian dan perawatan sarana perkeretaapian khusus MTT Matisa.

Pada pengamatan di lapangan, kegiatan diawali dengan metode menghidupkan mesin MTT, kemudian pengoperasian yang diawali dengan penjelasan dan praktek dalam menggunakan sarana MTT SR 3 18 02 yaitu dengan menjalankan mesin MTT dengan jarak beberapa ratus meter dengan mengaktifkan fungsi perekaman (record) untuk mengetahui kondisi dari pengukuran eksisting lintas yang akan dilakukan perawatan.

Setelah itu dilakukan pemantauan pada layar pengaturan yang terdapat di dalam kabin operasi agar dapat disesuaikan dengan standar dari beberapa parameter meliputi angkatan, geseran, pemadatan balas (pemecokan). Setelah dilakukan pengaturan, MTT siap melakukan operasi/perawatan jalan rel sesuai dengan yang sudah diatur dalam sistem.

Pekan ketiga sampai dengan pekan terakhir, akan dilaksanakan praktek pengoperasian, pada saat MTT Matisa digunakan untuk pengoperasian (kerja) pembangunan jalan rel dan perawatan jalan rel lintas Maros – Garongkong.

Kegiatan tersebut akan dibagi berdasarkan beberapa segmen lintas. Selain akan melaksanakan kerja rutin untuk pengoperasian sarana MTT Matisa, Baperkasquad juga akan diberikan pelatihan terkait cara perawatan sarana MTT Matisa agar siap memelihara sarana perkeretaapian Siap Operasi.

Dengan dilaksanakannya kegiatan pelatihan pengoperasian dan perawatan sarana perkeretaapian khusus ini, diharapkan SDM Balai Perawatan Perkeretaapian akan meningkatkan kompetensi di bidang pengoperasian dan perawatan sarana perkeretaapian khusus MTT Matisa, serta tersertifikasi dengan mengedepankan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3). (pramita)

SPESIFIKASI TEKNIS:

 

 

Principal Dimensions

 

 

Length over buffers

:

19.064 mm   

Overhang

 

 

End 1

:

3.782 mm

End 2

:

3.782 mm

Vehicle width

:

2.990 mm

Height from running surface

:

3.972 mm

Height of platform from running surface

:

1.275 mm

Bogie wheelbase

:

1.800 mm

Largest distance between 2 succending axle

:

9.700 mm

Number of axles

:

4

Number of driven axles when running

:

2

Wheel diameter machine (new)

:

840 mm

Wheel diameter machine (at limit of wear)

:

790 mm

Traction / Work Motor

:

 

Total nominal power

:

403 kW

Total fuel tank capacity

:

1.200 L

Capacity of hydraulic system

:

Tank : 850 L  Circuit : 280 L

Mass

 

 

Tare weight

:

58.700 kg

Maximum weight loaded

:

59.100 kg

Maximum mass per axle

:

14.400 kg

Maximum Speeds

:

80 km/jam

Self propelled

:

100 km/jam

Hauled

:

5 km/jam

Working mode

:

Engine shutdown system, engine enclosure engine neutral start / propel interlock

 

 

 

 

Share to:

Berita Terkait: