DJKA Gelar Sosialisasi P4GN dan Pencegahan Penyakit Menular HIV/AIDS di Kota Surabaya

Surabaya –  Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan menggelar Sosialisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dan HIV/AIDS secara hybrid pada Jumat (24/11/2023). Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) dari seluruh Balai di Lingkungan DJKA Wilayah Jawa pun turut hadir langsung di Hotel Aria Centra Surabaya.

Acara ini juga dihadiri oleh Sekretaris DJKA Ir. Yuyun Endah Wahyuningrum MT, Kepala Bagian SDM dan Umum Syafek Jamhari, M.Pd., Kepala BTP Kelas I Surabaya, BNN Provinsi Jatim, Dinkes Provinsi Jawa Timur, serta perwakilan para Direktur di Lingkungan DJKA.

Sejumlah narasumber dihadirkan untuk membagikan ilmu kepada para peserta. Mereka adalah Kepala Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Kemenhub, doktor Capt. Tri Cahyadi, M. Mar, MH; Konselor Ahli Madya BNN Provinsi Jatim, dokter Poerwanto Setijawarago; dan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dari Dinkes Provinsi Jatim, drg. Sulvy Dwi Anggraini, M.Kes.

Dalam sesi yang dipandu oleh dokter Niken Retno Wulan Ningtyas Handayani MARS ini, Capt. Tri menegaskan bahwa Kemenhub mendukung pelaksanaan aksi P4GN, baik dari sisi pencegahan maupun pemberantasannya.

“Aksi pencegahan tidak hanya dilakukan dengan menyasar ASN, tetapi juga taruna/taruni pendidikan kedinasan dan pesonel di sektor transportasi,” ujar Capt. Tri.

Salah satu upaya peningkatan aksi P4DN yang tengah dilakukan Kemenhub, imbuh Capt. Tri, yaitu pelaksanaan revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 17 Tahun 2012 tentang Standar Prosedur Operasional P4GN di Sektor Transportasi.

“Revisi ini dilatarbelakangi oleh adanya pengaturan organisasi, tindak lanjut terhadap penyalahguna narkoba dan peninjauan kembali prosedur pelaksanaan kegiatan P4GN. Dalam diskusi juga disampaikan pembahasan terkait pembinaan ASN maupun penyalahguna personel yang perlu dilakukan dalam forum lebih lanjut,” jelasnya.

Menurutnya aksi P4GN ini sangat penting dilaksanakan karena saat ini Indonesia tengah dalam keadaan darurat narkoba. Moda transportasi telah menjadi jalur peredaran narkoba tetapi harus diingat, keselamatan transportasi adalah hal utama.

“Maka SDM transportasi yang melaksanakannya harus dipastikan bebas dari narkoba dan kebugarannya dalam menjalankan tugasnya,” sambung Capt. Tri.

Sejalan dengan penjelasan tersebut, dokter Poerwanto juga mengingatkan ada banyak bahaya narkoba, salah satunya bisa merusak otak.

“Dampaknya otak bisa hilang. Kalau sudah hilang (otaknya) bisa jadi Jaka Sembung, diajak ngobrol nggak  nyambung,” ungkap Poerwanto.

Tak kalah pentingnya, peserta juga diimbau untuk waspada terhadap HIV/AIDS dan IMS (Infeksi Menular Seksual) oleh drg. Sulvy. Ia menjelaskan, penyakit yang dapat menular melalui cairan vagina, cairan sperma, darah, dan juga air susu ibu ini dapat dicegah dengan enam langkah.

“Cara mencegah HIV/AIDS dan IMS itu ada enam, ABCDE dan Standar Kewaspadaan. Yaitu pantang , artinya tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah atau tidak melakukan hubungan seksual saat mengalami IMS. B yaitu setia, artinya setia hanya pada satu pasangan seks,” jelas Sulvy.

Yang ketiga yaitu condom , artinya menggunakan kondom dengan benar untuk mencegah penularan IMS dan infeksi HIV. Kemudian ada D yaitu tanpa narkoba, artinya tidak mengonsumsi/menggunakan narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya.

Selanjutnya yaitu edukasi, artinya penting bagi setiap orang mengenal penyakit tersebut mulai dari cara penularannya, bahayanya, hingga cara pencegahanaannya. Dengan terlaksananya edukasi, maka langkah keenam yaitu kewaspadaan standar bisa terbentuk.

Selain para ahli, dua bersaudara bernama Dian dan Lauren yang merupakan Relawan Anti Narkoba dari Kota Surabaya sejak 2010 turut membagikan cerita. Dian yang merupakan mantan penyalahguna narkoba mengimbau untuk jangan pernah terjerumus ke jurang narkoba.

“Enaknya itu sesaat, tapi dampaknya terasa sampai sekarang. Seperti saya ini, mata sebelah kanan saya sudah tidak bisa melihat dan kalau bicara agak cadel,” tutupnya.

Share to:

Berita Terkait: