BTP Kelas I Jakarta Kunjungi Stasiun LRT Sumsel, Beri Masukan Soal Integrasi Antarmoda Transportasi
Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Stasiun Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan (Sumsel) pada hari Sabtu, 11 Mei 2024. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan dan pengembangan sistem transportasi yang lebih terintegrasi di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Selatan. Dalam kunjungan tersebut, BTP Kelas I Jakarta juga memberikan sejumlah masukan penting terkait integrasi antarmoda transportasi.
Kunjungan ini dihadiri oleh 4 personel Kehumasan BTP Kelas I Jakarta. Pranata Humas BTP Kelas I Jakarta Shofwatinida menyatakan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung operasional LRT Sumsel serta mengidentifikasi potensi perbaikan dan integrasi dengan moda transportasi lain di kawasan tersebut.
“Integrasi antarmoda transportasi sangat penting untuk memudahkan mobilitas masyarakat. Dengan sistem transportasi yang terintegrasi, kita bisa mengurangi kemacetan, meningkatkan efisiensi, dan tentunya memberikan kenyamanan lebih bagi para pengguna,” ujarnya.
Selama kunjungan, tim BTP Kelas I Jakarta mengadakan pemantauan menyeluruh terhadap fasilitas yang ada di Stasiun LRT Sumsel, mulai dari peron, ruang tunggu, hingga sistem tiket dan keamanan. Mereka juga melakukan uji coba perjalanan menggunakan LRT Sumsel untuk merasakan langsung pengalaman yang dialami oleh penumpang sehari-hari. Dalam kesempatan ini, mereka juga mengamati titik-titik yang menjadi pertemuan dengan moda transportasi lain seperti bus, angkot, dan feeder.
Salah satu masukan penting yang diberikan oleh BTP Kelas I Jakarta adalah perlunya peningkatan konektivitas antara stasiun LRT dengan moda transportasi darat lainnya. Rusdi, tim humas BTP Kelas I Jakarta, menekankan pentingnya penambahan fasilitas seperti jembatan penyeberangan, area drop-off dan pick-up yang memadai, serta penanda arah yang jelas untuk memudahkan perpindahan penumpang dari satu moda transportasi ke moda lainnya. “Penumpang harus bisa berpindah moda dengan mudah dan nyaman. Fasilitas penunjang seperti jembatan penyeberangan yang aman dan akses yang jelas sangat dibutuhkan,” tambahnya.
Sementara itu, Pranata Humas Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan Fajar Anugrah Tumanggor menyambut baik masukan dan rekomendasi dari BTP Kelas I Jakarta. Menurutnya, integrasi antarmoda transportasi merupakan salah satu fokus utama perusahaan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. “Kami berterima kasih atas kunjungan dan masukan yang diberikan oleh BTP Kelas I Jakarta. Ini akan menjadi bahan evaluasi kami untuk terus memperbaiki dan meningkatkan layanan LRT Sumsel,” ujarnya.
Dalam sesi diskusi yang diadakan setelah inspeksi, kedua pihak sepakat untuk menjalin kerja sama lebih erat dalam rangka pengembangan transportasi yang lebih terintegrasi. Beberapa langkah konkret yang direncanakan antara lain adalah pembentukan tim gabungan untuk melakukan studi lebih mendalam tentang kebutuhan integrasi dan implementasi teknologi informasi untuk mempercepat proses perpindahan antar moda transportasi.
Kunjungan ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan sistem transportasi nasional yang modern dan efisien. Dengan adanya sinergi antara berbagai pihak, diharapkan transportasi di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan, bisa menjadi lebih baik dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.
Keseriusan BTP Kelas I Jakarta dalam memberikan perhatian terhadap integrasi antarmoda transportasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan sistem transportasi yang lebih baik dan terintegrasi. Sehingga, pada akhirnya, hal ini akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Komentar
LOGIN UNTUK KOMENTAR Sign in with Google