• Jl.Medan Merdeka Barat No.8 Jakarta Pusat 10110 - Indonesia

PEDOMAN TEKNIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Berdasarkan  Keputusan  Menteri  Perhubungan  Nomor  PM  67  Tahun  2021  tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, tugas pokok Direktorat Jenderal Perkeretaapian  adalah  unsur  pelaksana  sebagian  tugas  dan  fungsi  Kementerian Perhubungan  yang  berada  dibawah  dan  bertanggung  jawab  kepada  Menteri Perhubungan.  Direktorat  Jenderal  Perkeretaapian  mempunyai  tugas  merumuskan  dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Perkeretaapian.

Dalam  pelaksanaan  tugasnya,  Direktorat  Jenderal  Perkeretaapian  senantiasa menghadapi  dinamika  lingkungan  yang  menimbulkan  beragam  ketidakpastian. Ketidakpastian ini melahirkan risiko yang berdampak pada pencapaian tujuan organisasi. Dampak  tersebut  bisa  bersifat  positif  ataupun  negatif,  yang  berarti  bisa  membawa peluang ataupun ancaman.  

Semua  organisasi  termasuk  unit  kerja  sektor  publik  menghadapi  risiko  dalam  setiap pengambilan keputusan dan tindakannya, mulai dari yang bersifat strategis hingga yang berkenaan dengan operasional sehari-hari. Terlebih di tengah lingkungan yang dibayangi ketidakpastian  dan  kompleksitas,  sehingga  semua  organisasi  harus  lebih  adaptif terhadap perubahan.  

Pemimpin organisasi harus berpikir strategis bagaimana mengelola ketidakpastian dan kompleksitas  yang  makin  tinggi,  yang  tentu  saja  berdampak  pada  peningkatan  risiko organisasi.  Semua  risiko  yang  dihadapi  organisasi  harus  dikelola  dengan  cara  yang sistematis dan terstruktur agar tidak menghambat atau menghalangi pencapaian tujuan organisasi.  

Untuk  itu  diperlukan  manajemen  risiko  sebagai  suatu  pendekatan  yang  sistematis  dan terstruktur  dalam  mengelola  ketidakpastian  dan  risiko  yang  dapat  menghambat pencapaian tujuan organisasi. Manajemen risiko yang baik akan membantu pimpinan dan manajemen  organisasi  untuk  mempertimbangkan  risiko  dalam  setiap  pengambilan keputusan strategis dan pengelolaan kinerja organisasi.  

Mengacu  pada  Peraturan  Pemerintah  Nomor  60  Tahun  2008  tentang  Sistem Pengendalian  Intern  Pemerintah  mengamanatkan  setiap  pimpinan  instansi  pemerintah untuk  melakukan  pengendalian  intern  di  lingkungan  kerjanya.  Salah  satu  unsur pengendalian  intern  pemerintah  adalah  penilaian  risiko  yang  dilakukan  dengan menggunakan  pendekatan  manajemen  risiko,  yang  bertujuan  untuk  mengelola  risiko agar  suatu  organisasi/program/kegiatan  dapat  mencapai  tujuan  yang  telah  ditetapkan. Dengan  demikian,  manajemen  risiko  merupakan  bagian  dari  penyelenggaraan  sistem pengendalian  intern  pemerintah  yang  harus  diselenggarakan  oleh  setiap  organisasi Pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Peraturan  Menteri  Perhubungan  Nomor  PM  25  Tahun  2018  tentang  Tata  Cara Penyelenggaraan  Sistem  Pengendalian  Intern  Pemerintah  di  Lingkungan  Kementerian Perhubungan  menjelaskan  bahwa  penilaian  risiko  dilakukan  pada  tingkat  instansi pemerintah, unit kerja, dan unit kerja mandiri. Penilaian risiko pada tingkat unit kerja dan unit  kerja  mandiri  dilakukan  terhadap  aktivitas  atau  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  unit yang  bersangkutan,  dengan  maksud  untuk  mengenali,  menganalisis,  memvalidasi  dan memutuskan cara untuk merespon risiko.

Untuk  itu,  guna  percepatan  penerapan  manajemen  risiko  di  lingkungan  Direktorat Jenderal  Perkeretaapian,  maka  disusun  Pedoman  Teknis  Manajemen  Risiko  dengan mengacu pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan mengenai pengendalian intern dan manajemen risiko yang berlaku di lingkungan Pemerintah serta berbasis SNI ISO  31000:2018  tentang  Pedoman  Manajemen  Risiko  diantaranya  dalam  penerapan prinsip-prinsip,  kerangka  kerja,  dan  proses  manajemen  risiko  secara  sistematis, terstruktur, dan sinergis.

Pedoman  Teknis  Manajemen  Risiko  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Perkeretaapian mulai berlaku pada saat ditetapkannya berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian. Dengan berlakunya pedoman teknis manajemen risiko ini, maka setiap unit kerja dan aktivitas/kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian harus mengikuti  ketentuan  yang  berlaku  dalam  penerapan  manajemen  risiko  sesuai  dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam pedoman teknis ini.  

Pemberlakuan  pedoman teknis manajemen risiko  ini adalah bersifat komprehensif dan terintegrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, artinya bahwa manajemen risiko tidak diterapkan secara terpisah atau tersendiri melainkan untuk efektifnya harus terintegrasi  dalam  bisnis  proses  yang  dilakukan.  Sebagai  suatu  panduan,  pedoman teknis ini berlaku untuk seluruh unit pemilik risiko, unit manajemen risiko termasuk dalam pelaksanaan program/kegiatan/aktivitas di masing-masing unit kerja.  

Pemberlakuan pedoman untuk penerapan manajemen risiko harus dilaksanakan secara konsisten  dan  berkesinambungan  serta  dilakukan  secara  dua  arah,  yaitu  dimulai  dari formulasi strategis yang ditetapkan oleh Pimpinan (top down) maupun dilaksanakan dari aktivitas  operasional  di  seluruh  unit  kerja  sebagai  pemilik  dan  pengelola  risiko  untuk menjadi  profil  risiko  dan  rencana  perlakuan/pengendalian  risiko.  Dalam menyelenggarakan  manajemen  risiko,  unit  kerja  juga  harus  mengoptimalkan pemanfaatan  teknologi  dan  sistem  informasi  manajemen  untuk  meningkatkan  kualitas manajemen risiko.  

Dalam  rangka  memelihara  relevansi  pedoman  teknis  penerapan  manajemen  risiko  di lingkungan  Direktorat  Jenderal  Perkeretaapian  dengan  tujuan  dan  fungsinya,  serta kesesuaian  dengan  ketentuan  yang  berlaku  dan  praktik  terbaik,  maka  penting  untuk memastikan bahwa pedoman teknis ini masih sesuai dengan kebutuhan, relevan dengan perubahan kondisi dan peraturan perundang-undangan yang terkait, serta tetap mampu memberi manfaat yang berarti sebagai panduan untuk penerapan manajemen risiko yang terintegrasi dan efektif di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.  

 

Direktorat  Jenderal  Perkeretaapian  harus  mampu  untuk  selalu  adaptif  dalam  setiap aktivitas dan kegiatannya. Hal ini didasarkan pada perubahan lingkungan yang cepat dan berpotensi  menimbulkan  risiko-risiko  di  masa  depan  yang  mungkin  timbul  dan  terjadi. Risiko-risiko yang dihadapi ini tentunya sangat berpengaruh dalam setiap pengambilan keputusan dan tindakan, baik yang bersifat strategis maupun operasional.  

Untuk  mewujudkan  perkeretaapian  yang  handal,  berdaya  saing,  berintegrasi, berteknologi,  bersinergi  dengan  industri,  terjangkau,  dan  memberi  nilai  tambah  secara berkelanjutan  bagi  ketahanan  nasional,  pedoman  teknis  penerapan  manajemen  risiko yang digunakan harus selalu dievaluasi, direview dan dimutakhirkan baik secara berkala maupun  berkelanjutan.  Pemutakhiran  Pedoman  Teknis  manajemen  risiko  ini  dilakukan minimal 1 (satu) kali setiap 2 (dua) tahun.

UNDUH DISINI

F