• Jl.Medan Merdeka Barat No.8 Jakarta Pusat 10110 - Indonesia

BTP Padang Tingkatkan Pengawasan Jalur Kereta Api Non Aktif di Sumbar

Padang—Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang melalui Satuan Pelayanan (Satpel) saat ini sedang fokus meningkatkan pengawasan terhadap aset perkeretaapian yang ada di beberapa daerah di Sumatera Barat (Sumbar), khususnya menjaga jalur-jalur kereta api non aktif saat ini.

Hal ini dilakukan mengingat kondisi jalur kereta api non aktif di beberapa daerah di Sumbar sangat memprihatinkan dengan seringnya terjadi pencurian rel dan banyaknya bangunan liar yang berdiri di atas rel, baik bangunan semi permanen, bangunan permanen (ruko) dan bangunan lainnya.

“Sangat miris dengan banyaknya kejadian pencurian rel dan juga banyaknya pembangunan liar yang sering terjadi. Sebab itu, kita akan fokus dalam penanganan dan pengawasan aset ini,” ucap Kepala BTP Padang Supandi dalam keretangannya, Kamis (20/7).

BTP Padang mencatat pada tahun 2022 telah terjadi 6 kasus pencurian rel yang tersebar di beberapa titik, mulai dari Stasiun Padang Panjang- Stasiun Singkarak-Stasiun Kacang-Stasiun Solok hingga Stasiun Muaro Kalaban. Empat kasus di antaranya sudah sampai pada putusan pengadilan dan 2 kasus lagi masih dalam proses pencarian oleh pihak kepolisian setempat.

Hingga pertengahan tahun ini, BTP Padang juga telah mencatat ada 6 kasus pencurian rel. Dengan banyaknya kejadian pencurian tersebut dari tahun 2022 hingga saat ini, kerugian negara ditaksir sekitar Rp 3,3 miliar.

Selain kejadian pencurian rel, saat ini di beberapa daerah yang dilewati jalur non aktif kereta api juga banyak masyarakat yang melakukan pembangunan di atas aset perkeretaapian di Sumbar. Seperti di lintas Padang Panjang-Bukittingi-Payakumbuh hingga Limbanang dan beberapa daerah lainnya.

“Saat ini BTP Padang memiliki perpanjangan tangan di tiga wilayah di Sumbar yang memiliki jalur kereta api yakni Satpel Sawahlunto, Satpel Padang Panjang, dan Satpel Pariaman. Ketiga satpel ini berperan aktif dalam menjaga dan mengawasi aset perkeretaapian kita,” kata Kabalai.

Lebih lanjut katanya, selain akan fokus pada pengawasan aset, seperti yang akan dilakukan Satpel Sawahlunto, secara tidak langsung BTP Padang juga turut dalam melestarikan Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTB BOS) di Sawahlunto yang masuk dalam situs warisan budaya dunia UNESCO Ombilin Cool Mining Heritage Of Sawahlunto sejak tahun 2019.

Menurutnya, komitmen menjaga dan mengawasi aset negara yang dilakukan BTP Padang ini tidak akan bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Butuh kerjasama nyata dari berbagai pihak termasuk pPemerintah daerah (pemda), kepolisian setempat dan juga pastinya masyarakat sebagai penjaga utama aset negara ini.

Sebelumnya, BTP Padang bersama Direktorat Keselamatan Perkeretaapian juga sudah melakukan sinergitas bersama pemda dan stakeholder terkait lainnya yang bertujuan untuk mengembangkan jaringan serta menjaga aset negara guna percepatan pertumbuhan ekonomi di Sumbar. Dengan begini diharapkan kerjasama bisa terus dilakukan demi kemajuan daerah serta perkeretaapian di Sumbar.

“Penjagaan ini adalah tanggung jawab bersama, aset perkeretaapian yang kita jaga ini adalah milik negara. Sebab itu, semua masyarakat bertanggung jawab akan hal ini,” harapnya.

Share to:

Berita Terkait:

F