• Jl.Medan Merdeka Barat No.8 Jakarta Pusat 10110 - Indonesia

DARI 8 RIBU , MELONJAK JADI 10 RIBU-AN PENUMPANG LRT SUMSEL

Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) mencatatkan kenaikan penumpang Light Rail Transit (LRT) pada tahun ini. Sebelumnya pada tahun 2022, okupansi penumpang mencapai 8 ribu-an. Pada tahun 2023, rata-rata penumpang harian mencapai 10 ribu orang. Kepala BPKARSS Rode Paulus menyatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan tersebut. Antara lain, memperbanyak kegiatan eduwisata dan edutrip. Menguatkan kerjasama dengan lintas instansi dan pemangku kepentingan terkait. Membuat kartu berlangganan, pin prioritas, dan tarif berlangganan ke penumpang. Serta memaksimalkan tenan UMKM dan ruang kreasi.

“Bila melihat lalu lintas terbanyak. Jatuh pada hari Sabtu dan Minggu,” tuturnya. Dalam dua hari tersebut, penumpang bisa menembus 20 ribu-30 ribu penumpang per hari. Stasiun yang paling banyak dikunjungi yaitu pertama Asrama Haji, dan yang terbanyak kedua Stasiun Ampera.

“Di Asrama Haji, banyak pekerja, warga, dan anak sekolah yang menggunakan LRT. Sedangkan di Ampera, banyak pedagang dan orang yang ingin berlibur,” ungkapnya. Oleh karena itu lah, animo tersebut diikuti dengan kehadiran feeder/angkot. Terdapat 51 unit feeder yang saat ini beroperasi dan dioperasikan di 7 ruter berbeda.

Antara lain, koridor 1 (Talang Kelapa – Talang Buruk) dan koridor 2 (Asrama Haji – Sematang Borang) Koridor 3 (Asrama Haji – Talang Betutu), Koridor 4 (Stasiun Polrestabes – Perumahan OPI), Koridor 5 (Stasiun DJKA – Tegal Binangun ), Koridor 6 (Stasiun RSUD-Sukawinatan), dan Koridor 7 (Bukit – Stadion Kamboja melalui Stasiun Sriwijaya).

Di bagian lain, pada Minggu (17/3), juga dilakukan peluncuran pin prioritas bagi ibu hamil dan orang rentan, serta tarif berlangganan untuk ASN, lansia, dan masyarakat umum.

Sementara itu, Kasi Pemanfaatan Sarana dan Prasarana BPKARSS Aditya Yunianto menjelaskan, salah satu faktor penting peningkatan jumlah penumpang itu adalah kehadiran ruang kreasi, pojok baca, dan juga tenan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Untuk ruang kreasi, biasanya diisi dengan pertunjukan musik yang ada di Stasiun Bumi Sriwijaya. Sedangkan untuk UMKM sendiri tersebar di berbagai stasiun. “Mereka menjajakan makanan dan minuman yang terjangkau. Kami menyebut mereka sebagai mitra,” tutur Adit.

Selain itu, penumpang yang sedang menunggu jadwal keberangkatan juga bisa menggunakan pojok baca. Pojok baca tersebut merupakan kreasi bersama BPKARSS dengan Dinas Perpustakaan Pemprov Sumsel. “Mulai dari fiksi dan nonfiksi, semua ada di situ,” ujarnya.

Ke depan, pihaknya terus berusaha mengembangkan inovasi dan kreasi untuk meningkatkan jumlah penumpang. Salah satunya dengan pemanfaatan aset instansi yang bisa dikelola bersama dengan masyarakat. “Sebagai Badan Layanan Umum, kami mengajak berbagai perusahaan dan stakeholder terkait untuk bisa memajukan LRT. Ini moda transportasi kebanggaan kita bersama,” ungkapnya.

Share to:

Berita Terkait:

F