• Jl.Medan Merdeka Barat No.8 Jakarta Pusat 10110 - Indonesia

DEPUTI III BIDANG PEREKONOMIAN KUNJUNGI BPKARSS, KAJI PENGEMBANGAN LRT SUMSEL

Deputi III Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan Edy Pryono melakukan kunjungan ke Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) Rabu, (18/10). Bersama 6 stafnya, Edy membahas sejumlah isu penting terkait pengembangan LRT Sumsel. Antara lain soal peraturan perkeretaapian, pelayanan KA, pengoperasian Feeder, serta pemanfaatan sarana dan prasarana.

Dalam kesempatan itu Kepala Sub Bagian Keuangan dan Umum BPKARSS Isyul Bahri menyampaikan, salah satu isi penting yang perlunya penyelesaian adalah penyerahan aset dari beberapa pemangku kepentingan. Antara lain Pemkab Banyuasin, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN), Kemenkeu, DLHP, dan BPN. "Masih ada kendala. Seperti tiang LRT. Masih perlu penyelesaian supaya bisa menjadi titik promosi," ungkapnya. Dia juga menjelaskan, kondisi itu hanya masalah waktu saja. Sebab, BPKARSS telah mengajak pemangku kepentingan untuk berdiskusi. “Kami sudah membuat timeline penyelesaian,” tutur Isyul.

Di bagian lain, Kasi Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Aditya Yunianto menyampaikan saat ini LRT Sumsel telah menjadi moda transportasi masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan rata-rata penumpang 10.900-an tiap hari. Meningkat 2 kali lipat dari tahun 2022, ujarnya. Hal itu bisa terjadi karena pemanfaatan sarana dan prasarana di stasiun maupun kereta. “Kami juga telah berkontrak dengan perusahaan. Tentu hal ini akan meningkatkan pendapatan” terangnya.

Selain itu, kehadiran Feeder sebagai pengumpan transportasi juga mendukung peningkatan okupansi. "Ada tujuh trayek yang beroperasi. 5 yang kami kelola. Mereka menjemput penumpang dan mengantarkannya ke LRT," tambahnya. Ke depan, ada kajian penambahan rute di beberapa titik. Hal itu dilakukan setelah adanya kunjungan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ke LRT Sumsel, Sabtu (14/10).

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk pemanfaatan sarana dan prasarana di depannya. Misalnya menggencarkan iklan di tembok pembatas atau tiang LRT. "Kami juga pernah mengusulkan untuk bundling Tiket pesawat plus tiket LRT. "Penumpang pesawat kan banyak. Jadi begitu sampai di bandara, langsung naik LRT. Ini akan meningkatkan pendapatan kita,” terangnya.

Sementara itu, Edy Pryono menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh BPKARSS ke depan. "Kami paham kalau aturan di atas perlu perbaikan. Tapi masalah seperti Feeder yang belum optimal, perawatan aset yang belum dilakukan, hingga peningkatan promosi di media sosial, harus jadi perhatian," terangnya. Edy mengatakan, LRT Sumsel perlu mencontohkan pengelolaan MRT Jakarta atau pun LRT Jabodetabek yang begitu masif dilakukan.

Share to:

Berita Terkait: