• Jl.Medan Merdeka Barat No.8 Jakarta Pusat 10110 - Indonesia

TARGET PENDAPATAN 28 M, MAKSIMALKAN KERJASAMA DENGAN PELAKU USAHA

Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) mencatatkan pendapatan sebesar Rp. 24 miliar pada 2023. Hal itu meningkat dari pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp. 21 miliar. Beberapa indikator keberhasilan peningkatan itu disebabkan oleh pendapatan tenan, kerja sama dengan pelaku usaha, dan pemanfaatan aset.

Kepala BPKARSS Rode Paulus mengatakan, tahun 2024 BPKARSS menargetkan pendapatan Rp. 28 miliar. ”Ini menjadi tantangan kita bersama. Kita harus terus meningkat untuk ke depan. Terutama dalam inovasi layanan dan optimailisasi non-core business,” ungkap Rode.

Ada beberapa item dalam optimalisasi non-core tersebut. Misalnya, pengenaan tarif untuk sewa ruangan kantor, co-working space, naming write branding, pemanfaatan parapet. ”Karena kami Badan Layanan Umum, diperbolehkan untuk pengelolaan aset,” ujarnya.

Di bagian lain, BPKARSS juga melakukan perjanjian kerja sama dengan beberapa perusahan untuk periklanan di area parapet. ”Kerja sama ini bisa dilakukan dengan perjanjian kerja antarpihak. Juga bisa dilakukan dengan model bagi hasil. Kami membuka seluas-luasnya peluang tersebut,” katanya.

Sementara itu, untuk tenan dan UMKM juga menjadi prioritas pengembangan ke depan. Metode yang diterapkan adalah sistem penyewaan. Masyarakat dapat mengajukan penawaran kepada pihak pengelola, dan apabila disetujui, mereka dapat menyewa stan di stasiun tujuan yang diinginkan.

Tarif sewa bervariasi, berkisar antara 750 ribu hingga 2.750.000 rupiah. "Rentang harga ini disesuaikan dengan jumlah rata-rata penumpang per hari di setiap stasiun. Semakin tinggi jumlah penumpang, semakin tinggi tarif sewanya," tambah Kepala Unit Pengembangan Usaha BPKARSS M Dian Purwanto.

Hingga data terakhir, terdapat 13 penyewa dengan 11 mitra yang telah menjalin kerja sama dengan LRT Sumsel. Mereka telah membuka usaha di stasiun-stasiun seperti DJKA, Polresta, Ampera, Cinde, Bumi Sriwijaya, dan Asrama Haji. "Sewa tertinggi diterapkan di Asrama Haji, mengingat jumlah penumpangnya telah mencapai lebih dari 1200 orang per hari," tambahnya.

Dia berharap, semakin banyak pelaku usaha yang terlibat, semakin meningkatkan minat masyarakat untuk menaiki LRT Sumsel. Tujuan akhirnya, pendapatan tersebut akan kembali lagi ke masyarakat secara lebih luas.

Share to:

Berita Terkait: