TINGKATKAN AKSESIBILITAS PENUMPANG, DJKA PERCEPAT KONSTRUKSI TANGGA TAMBAHAN DI STASIUN MANGGARAI
Jakarta (09/03) - Sebagai salah satu upaya dalam mengurai kepadatan di Stasiun Manggarai khususnya pada jam sibuk, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) tengah menyiapkan tangga manual tambahan di Stasiun Manggarai. Dalam kesempatannya pada Rabu (8/3) di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal menyampaikan konstruksi sejumlah lima tangga tambahan di Stasiun Manggarai saat ini sudah dimulai proses pembangunannya.
"Untuk menyikapi kondisi Stasiun Manggarai yang belakangan ini terbilang padat khususnya pada peak hour, kami sudah mulai lakukan konstruksi tangga tambahan dari lantai concourse ke peron lantai dasar pada peron jalur 6 dan 7, yang akan segera disusul peron jalur 8 dan 9 di Stasiun Manggarai," ungkap Risal. Risal menyebutkan, total 5 tangga manual tambahan akan dibangun oleh DJKA pada sisi utara dan selatan Manggarai, termasuk satu tangga baja gantung sebelah selatan yang saat ini sudah selesai dan sudah dapat dipergunakan oleh penumpang.
Risal optimis bahwa pembangunan tangga tambahan ini dapat diselesaikan dalam beberapa pekan kedepan. "Nantinya apabila pembangunan semua tangga tambahan ini rampung, kami berharap upaya ini akan dapat membantu memperlancar proses transit sekaligus dapat menjadi solusi alternatif perpindahan penumpang" tutur Risal. Terlebih saat ini aktivitas perpindahan penumpang masih terpusat pada tangga, eskalator dan lift existing, khususnya pada puncak aktivitas sibuk yaitu sekitar pukul 6 - 9 pagi dan pukul 3 - 8 malam.
Risal juga menjelaskan ditengah proses revitalisasi Stasiun Manggarai sebagai Stasiun Sentral yang masih berlangsung, terdapat sejumlah tantangan dalam upaya percepatan konstruksi tangga tambahan. "Sebagai upaya mitigasi dalam mengakselerasi pembangunan tangga tambahan ini, kami telah melibatkan tenaga bantuan dari kontraktor supaya secepatnya tangga tambahan yang kami bangun dapat segera beroperasi," sebut Risal.
Lebih lanjut, Risal menyebutkan bahwa tantangan muncul akibat pengerjaan konstruksi tangga yang dilakukan di lintas KA aktif dan di tengah aktivitas transit penumpang. "Agar proses konstruksi tangga tidak mengganggu pelayanan KRL di Manggarai, waktu pengerjaannya hanya bisa dilakukan pada window time stasiun, yaitu diatas jam 9 malam hingga jam 4 pagi," sebut Risal. Selain itu, proses konstruksi kelima tangga tambahan tidak dapat dikerjakan secara paralel karena di khawatirkan akan mengganggu kenyamanan penumpang.
Secara spesifikasi tangga manual yang dibangun oleh DJKA menggunakan material full baja dengan berat mencapai 8 - 9 ton. Menurut Risal, pemilihan dari material baja tersebut memiliki keunggulan dari segi waktu pengerjaan yang lebih cepat dan mempunyai lifetime yang lebih lama dengan durabilitas lebih tinggi dibandingkan konstruksi tangga manual berbahan beton.
Hingga kini, DJKA masih melakukan pengembangan Stasiun Manggarai sebagai Stasiun Sentral pertama di Indonesia dan ditargetkan beroperasi sepenuhnya pada 2025. "Kami akan terus lakukan evaluasi secara kontinual dengan semua stakeholders terkait agar dalam proses pembangunan yang masih berjalanan ini, pelayanan KRL di Stasiun Manggarai dapat tetap berjalan dengan optimal," ucap Risal.
Risal juga mengapresiasi masyarakat yang telah aktif memberikan atensi, masukan dan sarannya sehingga dapat menjadi bahan evaluasi terhadap pembangunan Stasiun Manggarai. "Kami mohon dukungan juga dari masyarakat agar konstruksi tangga tambahan dan pengembangan Stasiun Manggarai kedepannya dapat berjalan dengan baik," pungkas Risal. (JM/HJA/DA)
Komentar
LOGIN UNTUK KOMENTAR Sign in with Google