Tingkatkan Kualitas SDM, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Medan adakan Sosialisasi dan Praktik Lapangan Terkait Peningkatan Keselamatan Perlintasan Sebidang
MEDAN - Dalam rangka meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Medan mengadakan kegiatan sosialisasi dan praktik lapangan pada 30 September hingga 1 Oktober 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan merumuskan langkah-langkah peningkatan keselamatan perlintasan sebidang di wilayah Medan dan sekitarnya.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Cut Meutia, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Medan juga dilakukan melalui Zoom Meeting. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai unit pelayanan seperti Satuan Pelayanan Rantau Prapat, Satuan Pelayanan Tebing Tinggi, Satuan Pelayanan Pangkalan Brandan, dan Satuan Pelayanan Lhokseumawe, serta diikuti oleh perwakilan beberapa seksi di Balai Teknik Perkeretaapian Medan.
Dalam diskusi tersebut beberapa tantangan di berbagai wilayah diidentifikasi. Di Satuan Pelayanan Rantau Prapat, misalnya, keterbatasan jumlah personel dan luasnya wilayah menjadi kendala dalam menjalankan tugas dengan maksimal. Masalah transportasi yang kurang memadai juga menjadi penghambat personel untuk menjangkau area kerjanya.
Di Tebing Tinggi, permasalahan kompetensi personel dalam menangani sarana perkeretaapian turut disorot. Terdapat juga permasalahan bencana banjir di BH 58C dan BH 58D akibat tertutupnya saluran air karena pembangunan jalan tol, yang perlu ditangani melalui koordinasi lintas instansi.
Selain itu, di Pangkalan Brandan dan Lhokseumawe, perhatian difokuskan pada pemantauan daerah rawan bencana dan pencurian barang milik negara. Di Lhokseumawe, tantangan besar adalah tingginya jumlah perlintasan liar yang mencapai 317 titik, dibandingkan dengan hanya 7 perlintasan resmi.
Setelah menyelesaikan sesi diskusi dalam sosialisasi peningkatan keselamatan perlintasan sebidang, dilanjutkan dengan kegiatan praktik lapangan. Kegiatan ini melibatkan penggunaan alat pengukuran modern untuk memperkenalkan metode kerja dalam survei topografi yang relevan dengan keselamatan perlintasan sebidang. Alat ukur tersebut adalah Total Station dan Waterpass yang merupakan alat vital dalam pengukuran akurasi infrastruktur perkeretaapian.
Total Station adalah alat ukur elektronik yang mampu mengukur jarak dan sudut secara simultan dalam satu unit. Alat ini menggabungkan teknologi teodolit elektronik dan pengukur jarak elektronik, serta dilengkapi dengan kemampuan pencatatan data otomatis. Fungsi utama dari alat ini adalah untuk survei dan konstruksi, sehingga sangat relevan dalam memastikan kondisi perlintasan sebidang aman dan sesuai dengan standar keselamatan.
Sedangkan Waterpass adalah alat ini berfungsi untuk mengukur kemiringan permukaan baik secara horizontal maupun vertikal. Dengan penggunaan Waterpass, petugas dapat memastikan bahwa perlintasan sebidang berada dalam posisi yang rata dan aman bagi pengguna jalan dan kereta api.
Kegiatan ini bukan hanya memperkuat kemampuan teknis pegawai, tetapi juga menekankan pentingnya akurasi dalam pengukuran topografi sebagai bagian dari upaya peningkatan keselamatan infrastruktur perkeretaapian. Bapak Angga, Kepala Seksi Sarana dan Keselamatan Perkeretaapian, berharap praktik penggunaan alat ini dapat meningkatkan kompetensi teknis staf lapangan dalam meminimalkan risiko kecelakaan di perlintasan sebidang.
Kegiatan ini diharapkan dapat mengidentifikasi masalah seperti perlintasan liar dan kecelakaan, serta menghasilkan solusi berupa perbaikan infrastruktur, peningkatan pengawasan, dan penerapan teknologi modern dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan di perlintasan sebidang. (AI/ARH/MAD/RZ)
Komentar
LOGIN UNTUK KOMENTAR Sign in with Google