• Jl.Medan Merdeka Barat No.8 Jakarta Pusat 10110 - Indonesia

HADIRI WEBINAR 1 TAHUN KRL YOGYA-SOLO, DIRJEN KA: AKAN DIPERPANJANG SAMPAI PALUR

Jakarta (04/03) – Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri hadir sebagai narasumber dalam kegiatan webinar Satu Tahun KRL Solo-Jogja: Makin Cepat, Makin Dekat, Makin Erat pada Jumat (04/03). Dalam kegiatan ini, hadir pula Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebagai pembuka sekaligus menjadi pembicara kunci (keynote speaker).

Di awal paparannya, Zulfikri menyampaikan apresiasinya terhadap operasional KRL Yogya-Solo selama satu tahun sejak diresmikan. Menurutnya, capaian okupansi penumpang selama pandemi dirasa cukup baik meski sempat mengalami kontraksi akibat pembatasan aktivitas.

“Jumlah penumpang yang melebihi dua juta penumpang dalam setahun pengoperasian, menunjukkan antusiasme warga kawasan aglomerasi Yogya-Solo dalam memanfaatkan KRL ini meski di tengah pandemi,” ujar Zulfikri.

Lebih lanjut, Zulfikri menegaskan kehadiran KRL Yogya-Solo berperan penting sebagai wujud komitmen pembangunan transportasi berkelanjutan. “Pemanfaatan kereta api sebagai angkutan umum massal memiliki karakteristik tersendiri terkait sifatnya yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar, terlebih KRL seperti yang ada di Yogya-Solo ini,” lanjutnya.

Pernyataan Zulfikri sejalan dengan penjelasan yang disampaikan oleh Menhub Budi dalam keynote speech-nya. Menhub Budi menjelaskan bahwa kehadiran KRL Yogya-Solo sejatinya ditujukan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat di kawasan aglomerasi ini terhadap kendaraan bermotor.

“Sebagai gambaran, pada tahun 2018 saja, jumlah masyarakat Yogyakarta yang menggunakan moda angkutan jalan raya menyentuh angka 11.346.274,42 penumpang per tahun,” ungkap Menhub Budi. Jumlah yang disampaikan oleh Menhub Budi tersebut sangat timpang jika dibandingkan dengan pengguna kereta api pada tahun yang sama.

Selain dianggap lebih ramah lingkungan, pembangunan elektrifikasi jalur kereta api dan pengoperasian KRL Yogya-Solo dinilai menjadi solusi terhadap kepadatan jalan raya. “Pemerintah merasa perlu menghadirkan moda transportasi kereta api seperti KRL Yogya-Solo mengingat sifatnya yang lebih efisien terhadap penggunaan ruang dengan daya angkut tinggi,” terang Zulfikri.

Dalam paparannya, Zulfikri menegaskan kembali komitmen Pemerintah terkait pengembangan jaringan kereta api, khususnya di Provinsi Jawa Tengah. Zulfikri menjelaskan, saat ini sudah banyak jaringan kereta api yang tersambung di kawasan ini, baik untuk angkutan kereta api perkotaan maupun antarkota.

“Kami juga akan terus mengembangkan integrasi antar dan intermoda di stasiun-stasiun kereta api agar masyarakat dapat lebih mudah dalam berganti moda transportasi,” lanjut Zulfikri.

Zulfikri menyampaikan, integrasi antar dan intermoda menjadi salah satu fokus utama yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA). “Khusus di kawasan aglomerasi Solo Raya, KRL ini nantinya akan diperpanjang hingga Palur, sementara jaringan KA perintis dari Wonogiri akan dkembangkan hingga Bandara Adi Sumarmo,” lanjutnya.

Konsep Transit Oriented Development (TOD) juga dijelaskan oleh Zulfikri sebagai salah satu strategi yang akan diterapkan dalam ekspansi stasiun di kawasan Solo Raya. “Nantinya baik pengembang maupun masyarakat sekitar dapat membangun dan memanfaatkan stasiun sebagai pusat kegiatan seperti stasiun TOD di kota-kota besar,” tutur Zulfikri.

Di akhir paparannya, Zulfikri mengajak masyarakat untuk turut mendukung upaya Pemerintah dengan terus meramaikan KRL Yogya-Solo. “Saat ini kami juga tengah membangun depo di Solo Jebres sembari melanjutkan pengerjaan elektrifikasi. Oleh sebab itu kami mohon doa restu masyarakat agar pekerjaan kami dapat berlangsung dengan baik dan lancar,” pungkasnya. (HJA)

Share to:

Berita Terkait: