BUKA DISKUSI PUBLIK DENGAN KOMUNITAS, DIRJEN KA OPTIMIS RUTE KRL YOGYA-SOLO DAPAT DIPERPANJANG
Jakarta (07/03) – Dalam rangka merayakan satu tahun diresmikannya pengoperasian KRL Yogya-Solo, telah dilaksanakan diskusi publik dengan mengangkat tema “Refleksi dan Eksplorasi Satu Tahun Layanan KRL Yogya-Solo” pada Senin (07/03). Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulfikri berkenan memberikan keynote speech dalam kegiatan ini yang dengan menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi, pengamat, dan pembahas dari perwakilan Daerah Operasi 6 Yogyakarta PT Kereta Api Indonesia serta perwakilan komunitas pecinta KRL.
Di awal sambutannya, Zulfikri menyampaikan apresiasi kepada PT. Kereta Commuter Indonesia selaku operator yang telah melayani setahun beroperasinya KRL Yogya-Solo. Meski diterpa pandemi, KRL Yogya-Solo tetap mampu torehkan capaian okupansi penumpang yang cukup baik. "Izinkan saya menyampaikan juga apresiasi kepada masyarakat yang terus meramaikan dan memanfaatkan KRL pertama di luar Jabodetabek ini,” sambung Zulfikri.
Di samping itu, Zulfikri juga menjelaskan alasan kenapa Pemerintah memilih kawasan aglomerasi Yogya-Solo sebagai kawasan pertama di luar Jabodetabek yang memiliki pelayanan kereta dengan KRL, yaitu karena kawasan ini memiliki potensi wisata dan tingkat mobilitas masyarakat yang cukup tinggi. Pada Tahun 2019 saja, Kota Surakarta menerima kedatangan wisatawan sejumlah 5.353.834 wisatawan, naik 12,3% dari tahun 2018. “Sementara pada tahun yang sama, Kota Yogyakarta menerima kunjungan 4.378.609 wisatawan naik 6,7% dari tahun sebelumnya,” lanjutnya.
Namun, Zulfikri menyayangkan besarnya ketergantungan masyarakat kedua kota tersebut terhadap transportasi jalan raya. Menurutnya, perbandingan penumpang kereta api lokal dengan angkutan jalan raya masih sangat jauh. "Padahal kereta api merupakan moda transportasi yang cepat, ramah lingkungan, serta cenderung lebih efektif dan efisien dalam hal konsumsi bahan bakar dan penggunaan ruang,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Zulfikri mengaku pihaknya terdorong untuk mengembangkan KRL Yogya-Solo agar dapat menjangkau masyarakat luas. Langkah lain dalam peningkatan pelayanan juga dilakukan peningkatan elektrifikasi jalur kereta api serta membangun depo KRL guna meningkatkan kapasitas perawatan dan pemeliharaan sarana. Bahkan, Zulfikri optimis pada tahun ini, elektrifikasi jalur kereta api dapat diselesaikan hingga Palur.
Selain melakukan perpanjangan elektrifikasi jalur kereta api, Zulfikri menjelaskan bahwa Pemerintah terus mengupayakan integrasi antarmoda di stasiun-stasiun yang melayani KRL Yogya-Solo. “Integrasi antar moda ini dilakukan guna meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas layanan KRL Yogya-Solo sehingga dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas,” ujar Zulfikri.
Integrasi ini dilakukan dengan re-routing Kereta Bandara Adi Soemarmo dan menambahkan layanan kereta api lokal yang menghubungkan Stasiun Wonogiri dan Stasiun Purwosari. Selain itu, pembangunan stasiun juga dilakukan dengan menerapkan konsep TOD agar mewujudkan keterpaduan transportasi perkotaan sekaligus menyelaraskan pembangunan stasiun dengan rencana tata ruang kota.
Di akhir sambutannya, Zulfikri mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya mengembangkan KRL Yogya-Solo. “Kami sangat berharap dukungan dan doa Bapak-Ibu sekalian agar proyek yang kami kerjakan dapat berjalan dengan lancar sehingga kehadiran KRL bagi warga Jawa Tengah dan DIY yang lebih luas dapat segera terwujud,” tutupnya. (HJA)
Komentar
LOGIN UNTUK KOMENTAR Sign in with Google