BTP JATIM DAN IRPS MEMULAI PELESTARIAN ASET PERKERETAAPIAN DI STASIUN MOJOKERTO
Sebagai salah satu upaya untuk menjaga kelestarian benda bersejarah, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur yang berkolaborasi dengan Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) dan PT KAI Daop 8 Surabaya memulai kegiatan preservasi atau pelestarian aset bersejarah perkeretaapian yang berada di sisi barat Stasiun Mojokerto. Preservasi ini merupakan tahap awal dalam rencana seluruh proses pelestarian benda bersejarah perkeretaapian yang ada di lokasi tersebut, berupa eks corong air, eks tangki air, dan eks meja putar (turn table) yang dahulu dipakai lokomotif uap hingga pada era 70-an.
Preservasi ini sebagai wujud edukasi kepada masyarakat luas bahwa dulu benda-benda yang dilestarikan ini pernah berjasa dalam dunia perkeretaapian nasional. Proses pengerjaan akan dikerjakan dalam waktu hingga Desember 2022, dengan pengerjaan difokuskan pada pembersihan area sekitar lokasi preservasi.
Humas Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Alfaviega Septian Pravangasta mengungkapkan bahwa nantinya proses preservasi dibagi menjadi dua tahap. “Tahap pertama, kita mematok target pada Hari Kereta Api Nasional yang akan jatuh di 28 September nanti, kita punya sesuatu yang dapat ditampilkan. Kita ingin mengembalikan tampilan eksterior dari eks corong air, eks tangki air, dan eks meja putar lokomotif seperti saat masih beroperasi 50 tahun yang lalu,” tambahnya.
Kemudian dia menambahkan, pada tahap kedua nanti yang akan dilaksanakan setelah Hari Kereta Api Nasional akan ditargetkan area lokasi preservasi dapat menjadi taman edukasi yang dapat berguna bagi masyarakat, khususnya anak-anak. Nantinya di lokasi tersebut ditampilkan benda-benda bersejarah perkeretaapian yang diharapkan juga menjadi landmark Stasiun Mojokerto dan Kota Mojokerto pada umumnya.
Preservasi ini dilakukan setelah lebih dari 50 tahun benda bersejarah tersebut tidak tersentuh tangan manusia. “Terakhir kali benda-benda ini tersentuh tangan adalah ketika masih beroperasinya lokomotif uap hingga akhir 1970-an,” ujar Rizky Nur Ardianto Koordinator Wilayah (Korwil) IRPS Surabaya. “Kami bersama BTP mencoba untuk menunjukkan kembali bahwa ternyata di Stasiun Mojokerto ada benda bersejarah ini,” tambahnya.
Jalur KA lintas Wonokromo-Tarik-Kertosono yang melewati Stasiun Mojokerto dibuka pada 16 Oktober 1880 oleh perusahaan perkeretaapian Hindia Belanda Staatsspoorwegen (SS). Pada awal berdirinya, jalur ini melintasi Tarik yang bersambung dengan jalur di Stasiun Sidoarjo. Namun, pada 1 Juni 1897 dibangunlah segmen Tarik-Sepanjang-Wonokromo sehingga KA yang melintas dapat tidak lagi melewati Stasiun Sidoarjo. Stasiun Mojokerto sendiri dahulunya mempunyai percabangan ke Porong dan Gemekan yang dioperasionalkan oleh Modjokerto Stoomtram Maatschapij (MSM). Selain itu juga ada jalur ke arah Ngoro dan Wates yang dibongkar Jepang pada Perang Dunia II. Corong air, tangki air, dan meja putar Stasiun Mojokerto adalah fasilitas untuk loko uap yang melintasi jalur-jalur cabang tersebut.
Komentar
LOGIN UNTUK KOMENTAR Sign in with Google